Penyakit human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) masih menjadi salah satu masalah laten di Indonesia. Pasalnya, penyakit tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga manusia sulit untuk hidup sehat.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) yang bersumber dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 62.856 orang yang mengidap penyakit tersebut hingga 2022. Dari jumlah itu, mayoritas penderita HIV/AIDS merupakan laki-laki, yakni 38.593 orang.
Sebanyak 24.258 perempuan juga menjadi pengidap HIV/AIDS. Sedangkan, ada lima orang penderita HIV/AIDS lainnya yang tidak terkonfirmasi gendernya.
Penyakit HIV/AIDS disebabkan oleh beragam faktor risiko. Sebanyak 17.893 orang menderita penyakit tersebut karena hubungan sesama jenis atau homoseksual.
Sebanyak 12.072 orang terkena HIV/AIDS karena hubungan heteroseksual. Lalu, orang yang tertular HIV/AIDS karena transfusi darah saat kehamilan atau prenatal sebanyak 7.310 orang.
Kemudian, 351 orang tertular HIV/AIDS lewat jarum suntik yang tidak steril. Ada pula penderita HIV/AIDS akibat hubungan biseksual dan transfusi darah masing-masing sebanyak 189 orang dan 16 orang.
Lalu, 12.324 orang terkena HIV/AIDS karena penyebab lainnya. Sedangkan, penularan HIV/AIDS terhadap 12.611 orang tak diketahui penyebabnya.
(Baca: Heteroseksual Jadi Faktor Terbesar Penularan AIDS pada 2021)