Harga CPO Masih Terbebani Prospek Persediaan di Malaysia

Harga minyak sawit mentah (crude pam oil/CPO) ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (6/9) di bursa berjangka Malaysia. Sawit ditutup lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut setelah ekspektasi data persediaan yang meningkat.

Winarni

7 Sep 2023 - 08.14

Data

Harga minyak sawit mentah (crude pam oil/CPO) ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (6/9) di bursa berjangka Malaysia. Harga CPO berakhir lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut setelah ekspektasi data persediaan yang meningkat.

Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Oktober 2023 ditutup melemah 32 poin atau 0,83% dari sebelumnya RM3.854/ton ke level RM3.822/ton.

Untuk kontrak November 2023, harga CPO berjangka di Malaysia turun 20 poin atau 0,51% dari RM3.901/ton ke level RM3.881/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Desember 2023 turun 10 poin atau 0,25% dari RM3.940/ton ke RM3.930/ton.

Berdasarkan survei Reuters, persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Agustus berpotensi melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan sebesar 1,89 juta metrik ton. Hal itu dipicu oleh kenaikan produksi dan ekspor yang melambat. 

Sementara itu Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) akan merilis data persediaan minyak sawit pada 11 September.

Di sisi lain, pembelian yang lebih tinggi oleh India, yang merupakan importir minyak sawit terbesar di dunia, dapat membantu menurunkan persediaan di negara-negara penghasil minyak sawit terbesar di india dan Malaysia dan mendukung harga minyak sawit berjangka.

Adapun, harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif di Dalian Commodity Exchange naik 0,21%, sementara kontrak minyak sawit Dalian turun 0,65%. Adapun harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,64%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

(Baca: Persediaan di Malaysia Diprediksi Naik, Harga CPO Kembali Turun)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags