Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit baru tetap terjaga dan tumbuh positif pada kuartal I/2022. Ini terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru yang sebesar 64,8%.
Nilai SBT tersebut turun jika dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 87%. Kendati, angkanya masih lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I/2021 yang mencapai 30,4%.
Menurut penggunaannya, penyaluran kredit baru tetap tumbuh di seluruh jenisnya. SBT permintaan kredit konsumsi meningkat 46,8% pada kuartal I/2022.
SBT permintaan kredit modal kerja tercatat sebesar 65,3%. Sementara, SBT permintaan kredit investasi mencapai 31,3%.
Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit baru paling besar di sektor perdagangan besar dan eceran, yakni 48,5%. Posisinya diikuti sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar 39,5%.
SBT permintaan kredit sektor jasa penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum tercatat sebesar 36,7%. Sementara, SBT permintaan kredit sektor di transportasi, pergudangan, dan komunikasi serta listrik, air, dan gas masing-masing sebesar 23,8% dan 23,3%.
Adapun, bank sentral memperkirakan penyaluran kredit baru tumbuh lebih tinggi pada kuartal II/2022. Ini terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru yang sebesar 79% pada kuartal tersebut.
(Baca: Penyaluran Kredit Baru Meningkat pada Kuartal IV/2021)