Permintaan Pembiayaan Korporasi Naik Terbatas pada April 2023

Bank Indonesia (BI) melaporkan, permintaan pembiayaan korporasi terindikasi tumbuh terbatas atau melambat pada April 2023. Ini tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi yang sebesar 19,8% pada bulan lalu.

Monavia Ayu Rizaty

22 Mei 2023 - 14.13

Data

Bank Indonesia (BI) melaporkan, permintaan pembiayaan korporasi terindikasi tumbuh terbatas atau melambat pada April 2023. Ini tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi yang sebesar 19,8% pada bulan lalu.

SBT pembiayaan korporasi pada April 2023 lebih rendah dibandingkan sebulan sebelumnya yang sebesar 24%. Persentasenya juga lebih rendah dibandingkan pada April 2022 yang sebesar 29%.

Perlambatan tersebut utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor jasa pendidikan. Perlambatan yang terjadi merupakan imbas dari penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik dan ekspor.

Menurut BI, mayoritas sumber pembiayaan korporasi dipenuhi dari dana sendiri dengan proporsi sebesar 66,2%. Ini diikuti dengan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik yang menyumbang 8,5% terhadap total pembiayaan korporasi. 

Kemudian, 5,6% pembiayaan korporasi bersumber dari menambah pinjaman ke perbankan dalam negeri. Sementara, proporsi pinjaman/utang dari perusahaan induk dan menjual aset tetap nonproduktif masing-masing sebesar 4,9% dan 2,8%.

Dari sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan terpantau melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Ini terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit sebesar 10% pada Maret 2023. Angkanya turun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 11,1%.

Sebanyak 41,9% rumah tangga memilih pinjaman bank umum sebagai sumber pembiayaan mereka. Selain itu, sumber pembiayaan rumah tangga cukup besar berasal dari koperasi dan leasing.

Lebih lanjut, BI mengindikasikan penyaluran kredit baru oleh perbankan tumbuh melambat pada April 2023. Ini tecermin dari SBT penyaluran kredit baru yang sebesar 68,9%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 94,6%.

Faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut adalah permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. 

(Baca: Permintaan Pembiayaan Korporasi Meningkat pada Maret 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags