AS Tambah Sanksi Rusia, Harga Aluminium Rebound

Harga aluminium berbalik arah ke zona hijau setelah tertekan dalam tiga hari berturut-turut. Pergerakan harga aluminium dipengaruhi oleh pengenaan sanksi baru oleh AS dan sekutunya kepada Rusia.

Gita Arwana Cakti

6 Apr 2022 - 10.00

Data

Harga aluminium berbalik arah ke zona hijau setelah tertekan dalam tiga hari berturut-turut. Terpantau harga aluminium di bursa London Metal Exchange (LME) naik 1,19% ke level US$3.488/ton pada perdagangan Selasa (6/4), 

Sepanjang tahun 2022, harga aluminium juga masih menguat 24,24%. Komoditas pertambangan itu juga masih mengalami lonhakan harga sebesar 56,73% dalam setahun terakhir.

Pergerakan harga aluminium masih dipengaruhi oleh gejolak geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut membuat pasar khawatir terhadap gangguan pasokan aluminium dari Rusia.

Mengutip Reuters, AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi baru terhadap Negeri Beruang Merah pada hari ini. Sanksi Barat kepada Rusia semakin berat setelah ditemukannya warga sipil tewas ditembak dari jarak dekat di Bucha, Ukraina. 

Namun demikian, Rusia membantah hal tersebut. Moskow menganggap bukti yang disajikan adalah “pemalsuan mengerikan” oleh Barat untuk mendiskreditkannya. 

Adapun, sanksi yang dikoordinasikan antara Washington, negara-negara maju G7, dan Uni Eropa menargetkan bank dan pejabat Rusia. Selain itu, sanksi bakal melarang adanya investasi baru di Rusia.

Di sisi lain, konflik di Rusia memberi dorongan besar terhadap sejumlah komoditas di Australia. Negeri Kanguru diprediksi mendapatkan berkah pendapatan dari ekspor komoditas yang naik mencapai rekor sebesar A$424,9 miliar atau setara US$318 miliar. 

Secara rinci, Australia memprediksi pendapatan dari ekspor aluminium akan naik dari A$3,9 miliar menjadi A$5,8 miliar. Ekspor nikel meningkat dari A$3,9 miliar menjadi A$7 miliar. Sedangkan, ekspor tembaga tumbuh dari A$12 miliar menjadi A$13 miliar.

(Baca: Harga Aluminium Naik Tipis di Awal Pekan)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags