Bitcoin Meroket Terkerek Data Inflasi AS

Bitcoin naik 2,92% pada penutupan Rabu (12/1). Kenaikan ini terjadi setelah data inflasi AS dirilis.

Alif Karnadi

13 Jan 2022 - 10.50

Data

Bitcoin kembali melanjutkan tren positif pada Rabu (12/1). Mata uang kripto tersebut ditutup naik 2,92% menjadi Rp631.260.032 per koin pada penutupan perdagangan kemarin.

Melansir dari Coindesk, Bitcoin sedikit pulih dengan kenaikan ke harga tertinggi dalam sepekan terakhir. Kendati, harga Bitcoin masih turun 5,2% sepanjang tahun ini.

Pasar Bitcoin mendapat dorongan dari data Indeks Harga Konsumen AS yang naik 7% secara tahunan (year on year/yoy) pada Desember 2021. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juni 1982. 

Namun, ada kekhawatiran harga akan naik lebih cepat. Hal itu akan memberikan tekanan tambahan kepada The Federal Reserve (The Fed) untuk bergerak lebih agresif memperketat kondisi moneter dan mendinginkan perekonomian.

Bitcoin dipandang oleh banyak investor sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi yang cepat. Harganya telah naik sejak The Fed mulai mencetak uang dan melonggarkan kebijakan moneter sejak pandemi Covid-19.

Pendiri Quantum Economics, Mati Greenspan mengatakan, reaksi pasar terhadap data baru ini mungkin sedikit membingungkan. Pasalnya, pasar kripto justru meraih untung dari rilis data tersebut. Selain itu, investor terlihat lebih santai terhadap The Fed.

(Baca: Bitcoin Kembali Menguat Jelang Rilis Data Inflasi AS)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags