China Buka Lockdown di Chengdu, Harga Batu Bara Terangkat

Harga batu bara berjangka untuk kontrak September 2022 di Newcastle Coal Futures naik tipis 0,01% ke level US$439,05/ton pada Senin (19/9) seiring dibukanya lockdown Kota Chengdu di China

Gita Arwana Cakti

20 Sep 2022 - 09.30

Data

Harga batu bara berbalik arah dan bergerak di zona hijau pada perdagangan Senin (19/9). Tercatat harga batu bara berjangka untuk kontrak September 2022 di Newcastle Coal Futures naik tipis 0,01% ke level US$439,05/ton.

Kenaikan harga batu bara terjadi setelah harga batu hitam itu sempat jatuh 1,46% ke level US$439,00/ton pada perdagangan sebelumnya. Namun, harga batu bara sebelumnya terus menguat dengan akumulasi kenaikan 2,33% sepanjang 12-15 September 2022.

Sementara itu jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga batu bara tercatat masih meroket 158,87%. Harganya juga masih melesat 147,35% dalam setahun terakhir.

Penguatan tipis harga batu bara terjadi menyusul pembukaan kembali Kota Chengdu di China setelah lockdown dua pekan. Hal tersebut membawa optimisme terhadap prospek permintaan batu bara.

Seperti diketahui, Chengdu merupakan kota terbesar yang ditutup sejak lockdown dua bulan di Shanghai awal tahun ini. Ibu kota provinsi Sichuan itu pun mulai kembali melanjutkan sebagian besar aspek kehidupan normal pada awal pekan ini.

Sementara itu terkait produksi, mengutip Reuters, produksi batu bara harian di China pada Agustus terpantau jatuh ke level terendah dalam tiga bulan. Hal tersebut terjadi seiring dengan beberapa tambang di wilayah pertambangan batu bara terbesarnya mengurangi operasi atau bahkan ditutup karena hujan deras dan pembatasan Covid-19 dalam periode tersebut.

Data Biro Statistik Nasional China menunjukkan negara produsen batu bara terbesar dunia itu menambang 370,44 juta ton bahan bakar fosil pada bulan lalu, atau setara dengan 11,95 juta ton per hari. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan produksi pada Juli 2022 sebanyak 12,02 juta ton per hari.

Penurunan bulanan terjadi karena beberapa tambang batu bara di wilayah pertambangan teratas Mongolia Dalam dan Shaanxi menangguhkan atau menurunkan produksi mulai pertengahan Agustus menyusul hujan lebat dan wabah Covid yang memicu pembatasan bisnis.

Tingkat operasional rata-rata di 442 tambang batu bara di Shanxi, Shaanxi, dan Mongolia Dalam tercatat sebesar 82,4% pada Agustus atau level terendah sejak Februari, ketika sebagian besar tambang ditutup untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Namun demikian, produksi batu bara masih ditopang oleh permintaan musiman yang kuat dan desakan Beijing untuk memastikan pasokan pasar.

(Baca: Usai Tembus Level Tertinggi, Harga Batu Bara Berbalik Turun)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags