Data Penutupan Harga Batu Bara Global, 24 November 2023

Harga batu bara melemah pada penutupan perdagangan Jumat (24/11). Kondisi ini terjadi di tengah turunnya impor batu bara China sebagai negara konsumen batu bara terbesar di dunia. Meski demikian, pelemahan dolar AS membatasi penurunan harga tersebut.

Sarnita Sadya

27 Nov 2023 - 09.30

Data

Harga batu bara melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Harga batu bara berjangka untuk kontrak Desember 2023 di ICE Newcastle Futures terpantau turun 0,12% ke level US$122,00/ton pada akhir perdagangan Jumat (24/11).

Kondisi yang sama juga terjadi pada harga batu bara berjangka untuk kontrak teraktif Januari 2024 yang tercatat turun 0,73% ke level US$129,40/ton pada penutupan perdagangan yang sama, yakni Jumat (24/11).

Harga batu bara kontrak Desember 2023 tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan empat hari sebelumnya yang ditutup turun dengan akumulasi penurunan 0,89% pada 20-23 November 2023.

Adapun jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga emas hitam tersebut anjlok 68,33%. Harganya pun merosot 63,05% dalam satu tahun terakhir.

Pelemahan harga batu bara tersebut terjadi di tengah turunnya impor batu bara China sebagai negara konsumen batu bara terbesar di dunia. Melansir Reuters, kondisi ini disebabkan oleh tingginya tingkat persediaan di China yang membuat mereka enggan melakukan pemesanan baru dan membatasi permintaan terhadap batu bara termal berkualitas tinggi.

Data Administrasi Umum Bea Cukai China (GACC) pada Senin (20/11) menunjukkan bahwa impor batu bara China dari Rusia turun dari 9,24 juta metrik ton pada September 2023 menjadi 7,64 juta metrik ton pada Oktober 2023. Angka tersebut menyentuh level terendah sejak Februari 2023.

Selain itu, impor dari Mongolia yang sebagian besar berupa batu bara kokas turun dari 6,71 juta metrik ton pada September 2023 menjadi 5,01 juta metrik ton pada Oktober 2023. Kemudian, pengiriman batu bara dari Indonesia juga terpantau turun dari 18,06 juta metrik ton pada September 2023 menjadi 15,78 juta metrik ton pada Oktober 2023.

Meski impor dari sebagian besar negara asal mengalami penurunan, tetapi kedatangan batu bara dari Australia naik tipis dari 4,9 juta metrik ton pada September 2023 menjadi 4,99 juta metrik ton pada Oktober 2023.

Namun, penurunan harga batu bara dibatasi oleh indeks dolar AS yang terpantau turun 0,50% ke level 103,304 pada penutupan perdagangan Jumat (24/11), setelah data menunjukkan lapangan kerja di sektor swasta yang sejalan dengan ekspektasi perlambatan ekonomi pada kuartal keempat.

Selain itu masih ada kekhawatiran pasokan global yang membayangi. Kondisi ini ditandai dengan permintaan peningkatan investasi perusahaan swasta oleh Menteri Tenaga Listrik dan Energi Terbarukan India untuk memenuhi peningkatan permintaan dan kebutuhan tambahan yang hampir 30 gigawatt (GW) pada 2030.

Tidak hanya itu, importir batu bara keras Jerman juga meminta pemerintah Berlin untuk memperpanjang pengoperasian pembangkit listrik batu bara keras yang digunakan dalam krisis energi tahun lalu untuk dapat melampaui target pada akhir Maret 2024.

Asosiasi Importir Batu Bara Jerman (VDKi) menyebutkan bahwa hal ini dilakukan untuk mengamankan pasokan pembangkit listrik lantaran konflik di Ukraina dan Timur Tengah membuat konsumen Eropa rentan terhadap guncangan pasokan energi yang mana gas alam cair (LNG), yang merupakan alternatif pengganti batu bara untuk listrik, merupakan komoditas yang mudah berubah.

Lebih lanjut, Ukraina untuk pertama kalinya dalam sejarah mempekerjakan staf perempuan untuk bekerja di tambang batu bara setelah lebih dari 1000 pekerjanya berperang melawan invasi Rusia. Tercatat, telah ada lebih dari 100 orang menerima tawaran tersebut.

(Baca: Data Penutupan Harga Batu Bara Global, 17 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags