Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (14/12) di bursa berjangka Malaysia. CPO berbalik menguat setelah mengalami penurunan dalam tiga hari beruntun sebelumnya.
Adapun kenaikan tersebut mengikuti kenaikan harga minyak kedelai saingannya dan adanya potensi penurunan produksi pada Desember. Meskipun demikain, ekspor yang lemah membatasi kenaikan tersebut.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Januari 2024 ditutup naik 16 poin atau 0,44% dari sebelumnya RM3.628/ton ke level RM3.644/ton.
Untuk kontrak Februari 2024, harga CPO berjangka di Malaysia naik 18 poin atau 0,49% dari RM3.670/ton ke level RM3.688/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Maret 2024 naik 19 poin atau 0,51% dari RM3.693/ton ke level RM3.712/ton.
Adapun, harga minyak kedelai berjangka di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 0,6% setelah turun 2,5% di dua sesi sebelumnya. Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Mengutip Reuters, Mitesh Saiya, Manajer Perdagangan Kantilal Laxmichand & Co yang berbasis di Mumbai mengatakan produksi minyak sawit pada Desember diperkirakan lebih rendah. Namun pasar memantau dengan cermat angka ekspor, yang saat ini menunjukkan penurunan pada bulan tersebut.
Sementara itu, data surveyor kargo menunjukkan nilai ekspor produk sawit Malaysia periode 1—10 Desember turun dari periode 1—10 November.
Adapun data dari regulator industri menyebukan stok minyak sawit Malaysia pada akhir November turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan karena adanya penurunan produksi yang lebih besar dibandingkan ekspor.
(Baca: Data Penutupan Harga CPO di Bursa Malaysia (13 Desember 2023))