Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (8/12) di bursa berjangka Malaysia. CPO berbalik menguat dan menghentikan penurunan lima sesi berturut-turut terkerek kekuatan minyak substitusi.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Januari 2024 ditutup naik 39 poin atau 1,07% dari sebelumnya RM3.650/ton ke level RM3.689/ton.
Untuk kontrak Februari 2024, harga CPO berjangka di Malaysia naik 38 poin atau 1,03% dari RM3.702/ton ke level RM3.740/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Maret 2024 naik 38 poin atau 1,02% dari RM3.731/ton ke level RM3.769/ton. Namun demikian kontrak berjangka CPO masih mencatat penurunan sebesar 3,43%.
Adapun, kontrak minyak kedelai teraktif di Dalian naik 2,33% dan kontrak minyak sawit menguat 3,41%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) juga ditutup naik 0,35%. Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Mengutip Reuters, seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur mengatakan penguatan tajam harga minyak subtitusi ikut mendorong kontrak acuan berjangka CPO untuk membuka gap dan menghentikan pelemahan yang terjadi lima hari berturut-turut sebelumnya.
Adapun pedagang lain menilai pasar diperkirakan mengambil keuntungan sebelum akhir pekan, sambil menunggu data Dewan Minyak Sawit Malaysia yang akan dirilis pada 12 Desember mendatang.
Di sisi lain, Indonesia yang merupakan produsen utama CPO dunia, akan melanjutkan kewajiban pencampuran biodiesel sebesar 35% pada 2024 dan telah mengalokasikan 13,41 juta kiloliter biodiesel untuk tahun depan. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari 13,15 juta kiloliter yang dialokasikan pada 2023. Adapun minyak sawit ikut digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
(Baca: Data Penutupan Harga CPO di Bursa Malaysia (7 Desember 2023))