Data Penutupan Harga Nikel Global, 29 November 2023

Harga nikel menguat pada penutupan Rabu (29/11). Kondisi ini terjadi di tengah kehati-hatian investor dalam menutup posisi short. Pasar menyoroti rencana perubahan mekanisme penetapan harga acuan nikel di Indonesia tahun depan, adanya harapan stimulus China, dan laju dolar AS yang cenderung turun

Sarnita Sadya

30 Nov 2023 - 10.31

Data

Harga nikel menguat pada penutupan perdagangan Rabu (29/11). Tercatat, harga nikel di London Metal Exchange (LME) naik 2,79% ke level US$17.234,00/ton pada penutupan perdagangan kemarin.

Harga nikel menguat setelah bergerak di rentang US$16.849,00/ton - US$17.298,00/ton. Adapun penguatan tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan sehari sebelumnya yang ditutup tumbuh 4,27% pada 28 November 2023.

Sementara jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga nikel tercatat anjlok 42,65%. Harganya pun terpantau merosot 32,78% dalam satu tahun terakhir.

Kenaikan harga nikel dua hari beruntun terjadi di tengah investor dan pedagang yang berhati-hati dalam menutup posisi short mereka menjelang potensi perubahan mekansime penetapan harga acuan nikel di Indonesia sebagai pemasok utama nikel dunia.

Melansir Reuters, Direktur Metal Intelligence Centre Sandeep Daga menyebutkan bahwa lonjakan harga ini merupakan reli jangka pendek. Salah satunya dipicu oleh kabar tentang rencana perubahan mekanisme penetapan harga acuan nikel Indonesia pada tahun depan, yang sebelumnya mayoritas mengacu pada kontrak logam dengan kemurnian tinggi LME, menjadi patokan domestik.

Selain itu, penguatan harga tembaga juga sejalan dengan harapan stimulus China setelah Gubernur Bank Sentral China menyebutkan bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif untuk mendukung perekonomian.

Data menunjukkan bahwa laba perusahaan-perusahaan industri China memperpanjang kenaikan untuk bulan ketiga pada Oktober meski berada di laju yang lambat. Kondisi ini menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak dukungan kebijakan dari Negeri Panda.

Kemudian, pergerakan harga dolar AS yang cenderung melemah seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun depan juga mendorong pergerakan harga nikel. Sebagaimana diketahui, pelemahan indeks dolar AS membuat komoditas yang dihargakan dengan dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Di sisi lain, LME pada Rabu (29/11) berhasil memenangkan gugatan atas keputusannya untuk membatalkan perdagangan nikel senilai miliaran dolar pada tahun lalu yang diajukan oleh hedge fund Elliott Associates dan pembuat pasar Jane Street Global Trading.

Secara tertulis, Pengadilan Tinggi London menolak gugatan tersebut. Sebagai informasi, kasus ini bermula ketika harga nikel melonjak hingga mencapai rekor di atas US$100.000/ton dalam beberapa jam pada Maret 2022 yang membuat pasar logam terbesar di dunia tersebut membatalkan perdagangan senilai US$12 miliar.

Atas dasar itu, Elliott dan Jane Street Global Trading meminta kompensasi gabungan sebesar US$472 juta dengan alasan tindakan tersebut melanggar hukum. Lalu LME membalas dengan mengatakan bahwa mereka memiliki kekuatan dan kewajiban untuk membatalkan perdagangan karena rekor margin call sebesar US$20 miliar dapat menyebabkan setidaknya tujuh anggota kliring gagal bayar, risiko sistemik, dan potensi "spiral kematian".

(Baca: Data Penutupan Harga Nikel Global, 22 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags