Data Pergerakan Harga Aluminium Global Pagi Ini, 22 November 2023

Harga aluminium menguat pada perdagangan Rabu (22/11) pagi. Kondisi ini terjadi di tengah meningkatnya permintaan dari sektor energi baru China dan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan domestik akibat adanya pembatasan listrik yang diperkirakan berlangsung hingga April 2024.

Sarnita Sadya

22 Nov 2023 - 09.50

Data

Harga aluminium menguat pada perdagangan Rabu (22/11) pagi. Berdasarkan data di London Metal Exchange (LME), harga aluminium terpantau naik 0,09% ke level US$2.259,00/ton pada perdagangan pukul 08.42 WIB.

Harga aluminium menguat setelah bergerak di rentang US$2.256,00/ton - US$2.261,00/ton. Adapun penguatan tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan dua hari sebelumnya yang ditutup menguat dengan akumulasi kenaikan 2,25% pada 20-21 November 2023.

Jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga aluminium terpantau turun 5,00%. Harganya pun tercatat lebih rendah 5,04% dalam satu tahun terakhir.

Pergerakan harga aluminium pada pagi ini terjadi di tengah meningkatnya permintaan dari China sebagai negara konsumen logam terbesar di dunia. Melansir Reuters, kondisi ini terlihat dari meningkatnya impor aluminium China selama lima bulan berturut-turut pada Oktober 2023.

Data Administrasi Umum Bea Cukai China (GACC) pada Sabtu (18/11) menunjukkan bahwa Negeri Panda mengimpor 351.065 metrik ton aluminium mentah dan produk-produknya, termasuk logam primer dan aluminium paduan yang tidak ditempa, pada bulan lalu. Impor pada Oktober tersebut tercatat naik 5,8% dari 331.716 metrik ton pada September dan melonjak 78,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan impor aluminium ini dipengaruhi oleh permintaan dari sektor energi baru yang cukup kuat meski konsumsi pada sektor tradisional masih terkendala oleh lesunya pemulihan ekonomi China. Kendati demikian, kekhawatiran akan berkurangnya pasokan domestik mendorong lebih banyak pembelian dari luar negeri.

Kekhawatiran menipisnya pasokan dalam negeri tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan listrik yang diperkirakan akan berlangsung hingga April 2024. Pembatasan tersebut telah diterapkan oleh pabrik peleburan aluminium di provinsi barat daya, Yunnan, yang mulai mengurangi total kapasitas sebesar 1,15 juta ton pada awal bulan ini.

Sebagaimana diketahui, Yunnan dengan kapasitas sekitar 5,7 juta ton merupakan wilayah penghasil aluminium terbesar keempat di China dan menyumbang sekitar 12% dari total kapasitas di negara tersebut.

Oleh sebab itu, impor logam ringan China selama 10 bulan pertama tahun ini tercatat sebanyak 2,39 juta ton, atau meningkat 27,5% dari periode yang sama tahun lalu. Selain itu, data GACC juga menunjukkan bahwa impor aluminium primer China yang berasal dari Rusia telah melonjak 191% menjadi 806.253 ton dalam 9 bulan pertama tahun ini.

(Baca: Data Pergerakan Harga Aluminium Global Pagi Ini, 15 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags