Harga emas global kembali menyentuh level tertinggi dalam sepuluh hari pada perdagangan Jumat (15/12). Ini dipicu oleh melemahnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury usai The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan siklus pengetatan kebijakan moneter berakhir.
Pada perdagangan Jumat (15/12) pukul 15.05 WIB, harga kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2023 di divisi Comex New York Exchange tercatat sebesar US$2.052,05 per troy ons. Nilainya menguat 0,35% dibandingkan pada perdagangan sebelumnya.
Harga emas di pasar spot juga naik 0,11% ke level US$2.037,81 per troy ons. Sementara, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,02% ke level terendah empat bulan sebesar 101,560.
The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah di level 5,25%-5,50% pada Rabu (13/12). Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, pengetatan kebijakan moneter bersejarah kemungkinan akan berakhir, dengan diskusi mengenai pemotongan biaya pinjaman mulai terlihat.
Pejabat The Fed memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada 2024 dengan asumsi inflasi 2,4% pada akhir tahun depan. Sementara, menurut CME FedWatch Tool, 75% pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga pada Maret 2024.
Dari dalam negeri, berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram dijual senilai Rp1.126.000. Nilai tersebut naik Rp1.000 bila dibandingkan posisi sebelumnya.
Adapun harga jual kembali (buyback) emas Antam berada di level Rp1.025.000 per gram. Harganya juga lebih tinggi Rp1.000 jika dibandingkan perdagangan sebelumnya.
(Baca: Data Pergerakan Harga Emas Antam Sepekan (8-15 Desember 2023))