Harga emas dunia berhasil menembus US$2.000 per troy ons pada perdagangan Rabu (22/11) petang. Ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) telah mencapai akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneternya.
Pada perdagangan Rabu (22/11) pukul 15.00 WIB, harga kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2023 di divisi Comex New York Exchange tercatat sebesar US$2.005,2 per troy ons. Nilainya menguat 0,18% dibandingkan pada perdagangan sebelumnya.
Harga emas di pasar spot juga terkerek 0,26% ke level US$2.003,55 per troy ons. Sementara, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,08% menjadi 103,530.
The Fed telah merilis risalah pertemuan mereka pada Oktober 2023 lalu. Dalam risalah tersebut, para pejabat The Fed sepakat hanya akan menaikkan suku bunga jika tak ada kemajuan berarti dalam mengendalikan inflasi.
Walau demikian, belum ada tanda-tanda bank sentral AS akan memangkas suku bunganya. Kendati, menurut FedWatch Tool CME, hampir 60% pasar memperkirakan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada Mei 2024.
Ini salah satunya dipicu oleh data penjualan rumah eksisting di Amerika Serikat yang turun 14,6% secara tahunan (yoy) menjadi 3,79 juta unit pada Oktober 2023. Jumlah itu merupakan yang terendah dalam lebih dari 13 tahun terakhir.
Dari dalam negeri, berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram dijual senilai Rp1.097.000. Nilainya mengalami kenaikan Rp2.000 bila dibandingkan posisi sebelumnya.
Adapun, harga jual kembali (buyback) emas Antam berada di level Rp995.000 per gram. Nilai itu juga lebih tinggi Rp2.000 jika dibandingkan perdagangan sebelumnya.
(Baca: Data Pergerakan Harga Minyak Global Harian (22 November 2023))