Data Pergerakan Harga Gandum Global Pagi Ini, 12 Desember 2023

Harga gandum melemah pada perdagangan Selasa (12/12) pagi. Pelemahan ini merosot dari level tertinggi dalam empat bulan di tengah spekulan yang mempertahankan posisi bearish meski penjualan gandum AS ke China berada pada level terkuat dalam beberapa tahun terakhir.

Sarnita Sadya

12 Des 2023 - 10.00

Data

Harga gandum melemah pada perdagangan Selasa (12/12) pagi. Harga gandum berjangka untuk kontrak Maret 2024 di Chicago Board of Trade (CBOT) terpantau turun 0,07% ke level US$608,60/gantang (bushel) pada pukul 08.44 WIB.

Harga komoditas biji-bijian tersebut melemah setelah bergerak di rentang US$608,38/gantang - US$610,00/gantang. Adapun pelemahan tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan dua hari sebelumnya yang ditutup turun dengan akumulasi penurunan 5,23% pada 8-11 Desember 2023.

Jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga gandum terpantau merosot 23,16%. Harganya pun melemah 14,61% dalam satu tahun terakhir.

Pelemahan harga gandum tersebut terjadi setelah merosot dari level tertinggi dalam empat bulan di level US$642,25/ton pada Kamis (7/12), di tengah para spekulan mempertahankan posisi bearish meski penjualan gandum AS ke China berada pada level terkuat dalam beberapa tahun terakhir.

Melansir Reuters, per 30 November 2023, Negeri Paman Sam telah menjual 1,075 juta metrik ton gandum ke Negeri Panda pada periode pengiriman 2023-2024. Jumlah ini mencapai angka tertinggi pada tanggal yang sama dalam tiga tahun. Adapun sekitar 73% di antaranya merupakan varietas soft red winter (SRW).

Tingginya permintaan China terhadap komoditas biji-bijian tersebut disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang melanda area penanaman yang kemungkinan besar dapat menurunkan kualitas hasil panen. Akibat hal itu, harga gandum sempat reli selama delapan hari perdagangan beruntun dengan akumulasi kenaikan 13,65% pada 28 November - 7 Desember 2023.

Adapun reli harga gandum selama delapan hari berturut-turut tersebut menjadi yang pertama kali terjadi sejak Juli 2012. Sebelumnya, gandum juga sempat mencatatkan kenaikan delapan sesi beruntun pada 2010 dan 2011 tetapi rentang kenaikan terakhir yang lebih lama terjadi pada April 1986 yang sebanyak 11 sesi.

Besarnya volume ekspor yang dilakukan AS tersebut membuat Departemen Pertanian AS (USDA) dalam laporan bulanannya pada Jumat (8/12) memangkas perkiraan stok akhir gandum AS pada 2023-2024 menjadi 659 juta gantang dan menjadikan stok akhir gandum global menjadi 258,20 juta metrik ton. Adapun kedua angka tersebut berada di bawah ekspektasi analis.

Di samping itu, kondisi cuaca yang sulit juga menjadi penyebab kenaikan harga ekspor gandum Rusia. Tercatat, harga gandum Rusia dengan kandungan protein 12,5% yang dijadwalkan untuk pengiriman free-on-board (FOB) pada Januari 2024 mencapai US$241/ton pada pekan lalu, atau naik US$5/ton dari minggu sebelumnya, menurut laporan konsultan pertanian IKAR.

Menurut Ketua IKAR Dmitry Rylko, pelaku pasar perlu bersiap menghadapi peningkatan termasuk kebutuhan pasokan biji-bijian yang lebih mahal dari wilayah utara.

Di sisi lain, persediaan gandum India di gudang negara turun menjadi 19 metrik ton, atau menjadi yang terendah dalam tujuh tahun. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan produksi selama dua tahun sehingga memaksa badan milik negara menjual lebih banyak gandum ke pemain swasta.

Meski pasokan terbatas, pemerintah India menolak seruan untuk memfasilitasi impor dengan menurunkan atau menghapuskan pajak sebesar 40% yang berlaku saat ini atau dengan membeli langsung dari pemasok utama, seperti Rusia.

Sebaliknya, mereka justru memasukkan dana ke dalam cadangan negara untuk menjual gandum ke konsumen massal, seperti pabrik tepung dan pembuat biskuit, untuk mendinginkan harga dalam negeri.

(Baca: Data Pergerakan Harga Gandum Global Pagi Ini, 5 Desember 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags