Harga minyak mentah dunia terpantau mengalami penurunan sepanjang Desember 2023. Pelemahan ini melanjutkan koreksi yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Pergerakan harga minyak selama sebulan terakhir dibebani oleh kekhawatiran surplus pasokan global. Selain itu, permintaan Amerika Serikat, China, dan India mengalami pelemahan.
Secara perinci, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange terpantau sebesar US$71,97 per barel hingga Jumat (29/12) pukul 15.00 WIB. Nilainya menurun 2,84% dibandingkan pada awal Desember 2023 yang sebesar US$74,07 per barel.
Kemudian, harga minyak jenis Brent di ICE Futures Europe sebesar US$77,48 per barel. Harganya juga lebih rendah 1,77% dibandingkan pada awal bulan ini yang sebesar US$78,88 per barel.
Data Bea Cukai China menunjukkan, impor minyak mentah turun 9% secara tahunan (yoy) pada November 2023. Ini lantaran tingkat persediaan minyak yang tinggi di Negeri Panda.
Sementara itu, pasar juga khawatir dengan data output AS yang mendekati rekor tertinggi, meski persediaan turun. Berdasarkan data EIA, stok bensin AS naik 5,4 juta barel dalam seminggu menjadi 223,6 juta barel. Angkanya jauh melebihi ekspektasi peningkatan 1 juta barel.
Adapun, konsumsi bahan bakar di India pada November 2023 turun setelah mencapai level tertinggi dalam empat bulan. Namun, minyak sempat menguat karena serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah membuat para perusahaan pelayaran besar mengubah rute perdagangan.
Peristiwa ini memicu kekhawatiran terganggunya perdagangan global. Hal tersebut mengingat 12% lalu lintas pelayaran dunia melewati Terusan Suez yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania.
(Baca: Data Pergerakan Harga Minyak Global Harian (29 Desember 2023))