Harga minyak mentah dunia berbalik menguat terbatas pada perdagangan Kamis (7/12) petang. Ini terjadi usai harga minyak jatuh ke level terendah dalam enam bulan pada sesi sebelumnya. Namun, investor tetap khawatir terhadap lesunya permintaan dan perlambatan ekonomi di AS dan China.
Pada perdagangan Kamis (7/12) pukul 15.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2024 di New York Mercantile Exchange dipatok sebesar US$69,97 per barel. Nilainya naik 0,85% dibandingkan pada perdagangan sebelumnya yang sebesar US$69,38 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari 2024 di London ICE Futures Exchange sebesar US$74,99 per barel. Harganya juga lebih tinggi 0,93% dibandingkan pada perdagangan sehari sebelumnya yang sebesar US$74,30per barel.
Harga minyak telah anjlok pada sesi sebelumnya karena pasar khawatir dengan data output AS yang mendekati rekor tertinggi, meski persediaan turun. Berdasarkan data EIA, stok bensin AS naik 5,4 juta barel dalam seminggu menjadi 223,6 juta barel. Angkanya jauh melebihi ekspektasi peningkatan 1 juta barel.
Kondisi itu berbalik setelah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Putra Mahkota Arab Saudi yang mendiskusikan lebih banyak kerja sama untuk harga minyak. Putin juga akan bertemu dengan para pemimpin Uni Emirat Arab dan Iran pada pekan ini.
Hanya saja, masih ada kekhawatiran terhadap perekonomian China yang membatasi kenaikan harga minyak. Data Bea Cukai China menunjukkan bahwa impor minyak mentah turun 9% secara tahunan (yoy) pada November 203.
Ini lantaran tingkat persediaan minyak yang tinggi di Negeri Panda. Selain itu, indikator ekonomi yang lemah dan melambatnya pesanan dari penyulingan independen melemahkan permintaan.
(Baca: Data Pergerakan Harga Minyak Global Harian (6 Desember 2023))