Dibayangi Ketatnya Pasokan, Harga Minyak Menguat

Harga minyak mentah dunia terpantau naik pada perdagangan Selasa (20/09). Kenaikan ini terjadi di tengah pasokan makin ketat serta kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS lebih lanjut pada pekan ini.

Winarni

20 Sep 2022 - 16.00

Data

Harga minyak mentah dunia terpantau naik pada perdagangan Selasa (20/09). Kenaikan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasokan yang lebih ketat serta potensi kenaikan suku bunga AS lebih lanjut pada pekan ini.

Pada perdagangan Selasa (20/09) pukul 15.30 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2022 naik 0,84% menjadi US$86,08 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman November 2022 juga menguat  0,99% menjadi US$92,91 per barel di London ICE Futures Exchange.

Saat ini, fokus pasar sedang pada FOMC bank sentral AS, The Fed, pada pekan ini. Pasar memperkirakan The Fed akan mengambil langkah lebih agresif dan diproyeksikan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps), meskipun peluang 100 bps juga tetap terbuka.

Pasalnya, The Fed tengah berusaha untuk menjinakkan inflasi yang dapat mengekang pertumbuhan ekonomi. Hal itu pun diperkirakan berpengaruh terhadap permintaan bahan bakar AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia.

Adapun harga minyak sore ini juga turut terangkat dari menguatnya nilai dolar AS serta potensi pasokan yang lebih ketat. Nilai dolar AS terpantau semakin kuat terhadap mata uang utama dunia. Penguatan tersebut membuat minyak yang ditransaksikan dalam nilai dolar AS akan menjadi lebih tinggi untuk negara yang tidak menggunakan mata uang tersebut.

Sementara itu, dari sisi pasokan, terlihat tanda-tanda bahwa sejumlah produsen besar tidak dapat memenuhi kuota output mereka. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, menunjukkan bahwa kelompok itu gagal mencapai target produksi minyaknya sebesar 3,583 juta barel per hari (bph) pada Agustus.

Di sisi lain, prospek permintaan minyak berpotensi naik seiring dibuka kembali Kota Chengdu di China setelah lockdown dua pekan. Seperti diketahui, Negeri Panda merupakan salah satu negara konsumen terbesar minyak.

(Baca: Awal Pekan, Harga Minyak Bergerak di Zona Merah)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags