Dibayangi Potensi Kenaikan Pasokan, Harga Nikel Melemah

Harga nikel melemah pada penutupan perdagangan Rabu (29/3). Pelemahan tersebut terjadi di tengah ekspektasi kenaikan pasokan dari Indonesia meskipun permintaan terhadap komoditas tersebut tetap kuat.

Sarnita Sadya

30 Mar 2023 - 09.30

Data

Harga nikel berbalik arah dan berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (29/3) usai mencetak kenaikan selama empat hari beruntun sebelumnya. Tercatat, harga nikel di London Metal Exchange (LME) turun 1,09% ke level US$23.812,00/ton pada penutupan perdagangan kemarin.

Harga nikel melemah setelah bergerak di rentang US$23.664,50/ton-US$24.410,50/ton. Adapun, pelemahan tersebut berbalik arah dari penguatan yang terjadi pada perdagangan 23-28 Maret 2023 dengan kenaikan akumulatif 7,04%.

Jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga nikel tercatat anjlok 20,75%. Harga komoditas pertambangan tersebut juga terpantau merosot 27,24% dalam setahun terakhir.

Selain karena telah naik tajam sebelumnya, pelemahan harga nikel juga terjadi di tengah ekspektasi kenaikan pasokan dari Indonesia meskipun permintaan terhadap komoditas tersebut tetap kuat.

Di sisi lain, perdagangan kontrak nikel di LME kembali dibuka kembali pada jam Asia, 27 Maret 2023, setelah lebih dari setahun ditangguhkan. Hal ini merupakan upaya penting dalam memperbaiki pasar setelah gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun lalu dengan adanya pembatalan kesepakatan bernilai miliaran dolar.

Mengutip Bisnis.com, pada 8 Maret 2022 lalu, harga nikel sempat meroket 250% ke US$100.000. Lonjakan tersebut mengejutkan pasar karena merupakan kenaikan tertaham yang pernah terjadi selama perdagangan waktu Asia.

Penghentian perdagangan oleh LME pun terjadi setelah investor dan pemain industri yang menjual logam, berebut membeli kontrak kembali setelah harga reli di tengah kekhawatiran pasokan dari Rusia.

LME sebenarnya telah berencana melanjutkan perdagangan Asia pada pekan lalu. Namun hal tersebut tertunda setelah bursa logam terbesar dan tertua di dunia itu menemukan sejumlah kecil kargo di jaringan gudangnya yang mengandung batu, bukan nikel.

Adapun dilansir Reuters, LME membatalkan sembilan waran yang setara dengan 54 ton nikel karena tidak memenuhi spesifikasi kontraknya pada Jumat (17/3). Para pembeli nikel LME pun sempat tetap khawatir akan menerima material yang tidak memenuhi spesifikasi.

Namun pada Kamis (23/3), LME mengatakan tidak ada masalah lebih lanjut yang teridentifikasi selama audit global nikel yang disimpan di tempat lain dalam jaringan pergudangannya. 

LME berharap jam kerja yang diperluas bisa meningkatkan volume perdagangan, dengan mempermudah arbitrasi antara kontrak London dan Shanghai. Namun demikian, aktivitas di pasar nikel tetap jauh di bawah tingkat sebelum krisis, dan kurangnya likuiditas telah menyebabkan perubahan harga yang terkadang tidak terkendali..

(Baca: Harga Nikel Menguat, Penundaan Perdagangan LME Masih Disorot)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags