Harga Batu Bara Tertekan di Tengah Penguatan Dolar AS

Harga batu bara melemah pada penutupan perdagangan Jumat (22/9). Kondisi ini dipengaruhi oleh penguatan indeks dolar AS. Namun, lonjakan impor China membatasi pelemahan harga batu bara lebih dalam.

Sarnita Sadya

25 Sep 2023 - 09.52

Data

Harga batu bara melemah pada penutupan akhir pekan lalu. Harga batu bara berjangka untuk kontrak September 2023 di ICE Newcastle Futures terpantau turun 0,31% ke level US$160,00/ton pada penutupan perdagangan Jumat (22/9).

Pelemahan harga batu bara tersebut juga terjadi pada harga batu bara berjangka untuk kontrak teraktif November 2023 yang terkoreksi 0,98% ke level US$162,40/ton pada waktu perdagangan yang sama.

Harga batu bara kontrak September 2023 tersebut melanjutkan lajunya dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya yang tertekan 0,16% pada 21 September 2023. Sebelumnya, harga batu bara terpantau stabil di level US$160,75/ton pada 19-20 September 2023.

Jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga emas hitam tersebut anjlok 60,41%. Harganya pun merosot 64,00% dalam satu tahun terakhir.

Pelemahan harga batu bara pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu dipengaruhi oleh penguatan indeks dolar AS yang tumbuh 0,21% ke level 105,260 pada waktu perdagangan yang sama. Kondisi ini membuat komoditas yang dihargakan dengan dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Melansir Reuters, penguatan dolar AS tersebut terjadi setelah kumpulan data terbaru mengenai aktivitas bisnis dari seluruh dunia menyoroti keunggulan posisi AS dibandingkan negara-negara besar lainnya.

Meski demikian, perekonomian AS sepanjang tahun ini tidak sesuai dengan proyeksi yang diperkirakan sebagian besar ekonom karena dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga Federal Reserve untuk meredam inflasi.

Adapun Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga sebesar 5,25%-5,50% pada Rabu (20/9) tetapi menunjukkan sikap hawkish akan adanya kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini. 

Di sisi lain, data bea cukai China pada Rabu (20/9) menunjukkan bahwa impor batu bara China dari seluruh negara asal meningkat pada Agustus untuk memenuhi pasokan domestik setelah produksi dalam negeri menurun. Kondisi ini menahan pelemahan lebih dalam harga batu bara.

Tercatat, kedatangan batu bara Rusia ke Negeri Panda mencapai 9,97 juta metrik ton, atau naik 8,99 juta ton pada Juli dan lebih tinggi 16,70% dari bulan yang sama tahun lalu. Kemudian, impor dari Australia terpantau naik 6,00% dari bulan sebelumnya menjadi 6,69 juta metrik ton.

Sementara, kedatangan dari Mongolia, yang sebagian besar berupa batu bara kokas, melonjak 20,50% dari Juli menjadi 7,16 juta metrik ton. Lalu, impor batu bara dari Indonesia juga tercatat naik 18,40% dari Juli menjadi 18,70 juta metrik ton pada Agustus. Jika diakumulasi, total impor batu bara China pada bulan lalu mencapai 44,30 juta metrik ton.

Penurunan produksi batu bara China dalam beberapa bulan terakhir dipengaruhi oleh pengetatan operasi keselamatan yang menyebabkan penutupan beberapa tambang untuk inspeksi setelah terjadinya serangkaian kecelakaan yang mematikan.

(Baca: Harga Batu Bara Menguat, Terdorong Pengetatan Operasi di China)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags