Harga cabai merah dan cabai rawit pada perdagangan Rabu (29/3) kompak lebih murah. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pukul 12.10 WIB, harga cabai merah dipatok di Rp45.500/kg. Nilai tersebut lebih rendah 3,81% atau Rp1.800/kg dari patokan perdagangan sebelumnya Rp47.300/kg.
Sementara itu, harga cabai rawit dibanderol di Rp54.200/kg. Harga tersebut juga lebih murah 4,49% atau Rp2.550/kg dari patokan harga sebelumnya sebesar Rp56.750/kg.
Secara rinci, harga cabai merah besar turun Rp950/kg atau 2,01% menjadi Rp46.250/kg dari Rp47.200/kg. Adapun harga cabai merah keriting lebih murah Rp2.050/kg atau Rp4,30% menjadi Rp45.650/kg dari Rp47.700/kg.
Sementara itu harga cabai rawit hijau juga dipatok lebih murah Rp1.400/kg atau 2,98% dari Rp46.950/kg menjadi Rp45.550/kg. Adapun harga cabai rawit merah turun tajam 6,39% atau Rp4.200/kg menjadi Rp61.550/kg dari Rp65.750/kg.
Berdasarkan wilayahnya, harga cabai merah terendah berada di Jambi senilai Rp23.350/kg. Adapun harga cabai merah tertinggi berada Papua seharga Rp81.700/kg. Di DKI Jakarta, harga cabai merah diperdagangkan sebesar Rp42.100/kg.
Untuk cabai rawit, harga paling mahal berada di Maluku sebesar Rp110.000/kg. Harga cabai rawit termurah berada di Sumatera Utara senilai Rp29.150/kg. Di DKI Jakarta, harga cabai rawit dibanderol senilai Rp46.650/kg.
Harga cabai merah tercatat telah terus turun dalam tiga hari perdagangan terakhir dan cabai rawit terus lebih murah dalam empat hari beruntun. Sepanjang bulan berjalan ini keduanya pun kompak bergerak lebih rendah. Harga cabai merah lebih murah Rp1.000/kg dan cabai rawit turun Rp1.600/kg setelah sempat melonjak beberapa waktu sebelumnya.
Sementara itu, Satgas Pangan Polri memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri 2023 masih mencukupi. Mengutip Bisnis.com, hal tersebut diungkapkan oleh penyidik Tindak Pidana Utama TK. II Bareskrim Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf usai melakukan evaluasi mengenai ketersediaan bahan kebutuhan pokok belum lama ini.
Menurutnya memang ada kenaikan harga di beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras, karena permintaan meningkat. Kendati demikian, Helfi mengungkap beberapa hal yang dikawatirkan memicu kelangkaan bahan kebutuhan pokok adalah jumlah lahan semakin berkurang, bibit tanaman tidak sesuai spesifikasi, pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran, serta obat penyakit dan hama tidak standar mutu.
Adapun strategi pemerintah untuk mengendalikan harga pangan saat ini adalah dengan mengoptimalkan hasil produksi wilayah surplus yang didistribusikan ke wilayah defisit. Kemudian, memastikan bahwa jalur distribusi aman juga infrastruktur jalur distribusi lancar, hingga melakukan importasi untuk menjaga stabilitas stok atau ketersediaan bahan pokok.
(Baca: Harga Pangan: Cabai Turun Lagi, Daging Sapi Naik (28 Maret 2023))