Harga CPO Amblas Tertekan Penurunan Ekspor Sawit Malaysia

Penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) akibat berkurangnya ekspor Malaysia pada paruh pertama Desember 2021.

Winarni

16 Des 2021 - 10.43

Data

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terkoreksi ke level terendah dalam dua setengah bulan terakhir pada penutupan perdagangan Rabu (15/12). Penurunan nilai ekspor Malaysia yang lebih rendah dari perkiraan selama paruh pertama Desember 2021 menjadi pemicu anjloknya harga CPO.

Berdasarkan data perdagangan bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak Desember 2021 melemah ke level RM4.800/ton pada akhir penutupan perdagangan Rabu (15/12). Nilai itu turun 352 poin atau 6,83% dari penutupan sesi sebelumnya yang sebesar RM5.152/ton. 

Untuk kontrak Januari 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga terkoreksi sebesar 202 poin atau 4,01% dari RM4.962 menjadi RM4.760. Sementara, harga CPO berjangka untuk kontrak Februari 2022 melemah 214 poin atau 4,55% dari RM4.699 ke RM4.485.

Sementara itu untuk kontrak Februari 2022, harga berjangka CPO di Bursa Malaysia melemah 214 poin atau 4,55% ke level RM4.485 dari harga sebelumnya RM4.699.

Berdasarkan data surveyor kargo, ekspor CPO di Malaysia turun di rentang 9%-12,5% pada 1-15 Desember 2021 dibandingkan periode yang sama bulan lalu. Melansir dari Reuters, penurunan ekspor itu lebih besar dari yang diperkirakan oleh pasar.

Sementara, data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan, Indonesia mengekspor 3,21 juta ton minyak sawit pada Oktober 2021. Jumlah itu naik 6,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain karena penurunan ekspor, harga CPO amblas terseret oleh melemahnya harga minyak nabati pesaingnya. Harga minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange mengalami penurunan 2,3%.

Minyak sawit kontrak DCPcv1 berkurang 2,9%. Kemudian, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade terkoreksi 1,3%.

(Baca: Tren Koreksi Harga CPO Berlanjut)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags