Harga minyak sawit dunia (Crude Palm Oil/CPO) ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (26/09) di bursa berjangka Malaysia. Harga CPO jatuh lebih dari 5% mengikuti penurunan harga minyak nabati saingan di tengah kekhawatiran resesi global.
Selain itu, harga minyak sawit juga terbebani oleh perkiraan harga akan turun lebih dari 30% pada akhir tahun ini seiring dengan jumlah pasokan yang cukup tetapi permintaan masih lemah.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Oktober 2022 ditutup melemah 192 poin atau 5,23% dari penutupan sebelumnya RM3.761/ton ke level RM3.481/ton.
Untuk kontrak November 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menurun 194 poin atau 5,23% dari RM3.797/ton ke level RM3.516/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Desember 2022 terkoreksi 195 poin atau 5,22% dari RM3.826/ton ke RM3.541/ton.
Mengutip Reuters, data surveyor kargo Intertek Testing Services menyebutkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 September naik 20,9% menjadi 1.168.627 ton dari sebelumnya 966.655 ton yang dikirim selama 1-25 Agustus.
Sementara itu, Asosiasi Minyak Sawit Indonesia memperkirakan ekspor minyak sawit Indonesia berpotensi melonjak pada paruh kedua tahun ini setelah penghapusan pungutan ekspor. Namun demikian total tahunan masih akan lebih rendah dari tahun lalu sebesar 33,7 juta ton karena pembatasan sebelumnya.
Adapun, kontrak minyak kedelai teraktif Dalian Commodity Exchange turun 3,28%. Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.