Harga CPO Kembali Terkoreksi di Tengah Lemahnya Ekspor Malaysia

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (28/4) di bursa berjangka Malaysia. CPO melemah karena pedagang mempertimbangkan pasokan yang lebih besar dari produsen utama Indonesia.

Winarni

2 Mei 2023 - 08.00

Data

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (28/4) di bursa berjangka Malaysia. CPO melemah di tengah lemahnya ekspor Malaysia dan pasokan yang lebih besar dari negara produsen utama, Indonesia. Sementara pada perdagangan Senin (1/5) bursa ditutup karena libur Hari Pekerja atau Hari Buruh.

Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Mei 2023 ditutup melemah 108 poin atau 2,67% dari sebelumnya RM4.045/ton ke level RM3.937/ton.

Untuk kontrak Juni 2023, harga CPO berjangka di Malaysia menurun 122 poin atau 3,33% dari RM3.662/ton ke level RM3.540/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Juli 2023 turun 117 poin atau 3,39% dari RM3.455/ton ke RM3.338/ton.

Adapun, harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif di Dalian Commodity Exchange turun 2,2% dan harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) naik naik 0,9%. Pelemahan harga nabati substitusi ini juga turut membebani pergerakan harga CPO, mengingat mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.

Mengutip Reuters, Sandeep Singh, Direktur The Farm Trade, sebuah perusahaan konsultan dan perdagangan yang berbasis di Kuala Lumpur, menilai pasar minyak sawit mentah mencapai titik terendah selama lebih dari enam bulan juga terjadi di tengah pasar yang terus mencermati kebijakan Indonesia terkait CPO dan permintaan yang lemah.

Sebagaimana diketahui, pada pekan lalu Pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa kembali memutuskan untuk mengurangi rasio kuota hak ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mulai 1 Mei 2023.

Pada Kamis (27/4), Kementerian Perdagangan menyampaikan bahwa pemerintah memperbarui kebijakan pengendalian minyak goreng untuk menjaga pasokan minyak goreng dalam negeri yang menggunakan skema alokasi domestik (domestic market obligation/DMO).

Terdapat empat poin kebijakan yang kembali diatur. Pertama, besaran kewajiban DMO yang diturunkan menjadi 300.000 ton per bulan dari sebelumnya 450.000 ton. Kedua, rasio pengali dasar untuk DMO minyak goreng curah yang juga diturunkan menjadi 1:4 dari sebelumnya 1:6 per 1 Januari 2023.

Ketiga, insentif pengali minyak goreng kemasan yang dinaikkan menjadi dua untuk kemasan bantal dan 2,25 untuk kemasan selain bantal. Terakhir, deposito hak ekspor minyak goreng akan dicairkan secara bertahap selama 9 bulan hingga Januari 2024.

Di sisi lain, data dari surveyor kargo Societe Generale de Surveillance menyebutkan bahwa ekspor Malaysia untuk pengiriman 1-20 April turun 20,3% dari bulan sebelumnya.

(Baca: Harga CPO Turun Untuk Hari Kelima, Kebijakan Indonesia Disorot)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags