Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) di bursa berjangka Malaysia ditutup menguat pada perdagangan Senin (18/04). Hal tersebut mengikuti kenaikan harga minyak nabati lainnya di Dalian Commodity Exchange, China imbas mengetatnya pasokan karena konflik Rusia-Ukraina.
Secara rinci, harga CPO untuk kontrak Mei 2022 menguat ke level RM6.858/ton. Harga tersebut naik 176 poin atau 2,63% dari penutupan sesi sebelumnya di RM6.682/ton.
Untuk kontrak Juni 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 174 poin atau 2,69% dari RM6.468/ton ke level RM6.642/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Juli 2022 naik 143 poin atau 2,26% dari RM6.320/ton ke level RM6.463/ton.
Melansir dari Reuters, pasar minyak nabati dipimpin oleh kinerja bursa Dalian. Tercatat harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif di Dalian naik 0,57%.
Harga CPO di bursa tersebut juga meningkat 2,10%. Sementara, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT) menguat 1,09%.
Meski demikian, rendahnya ekspor dan membaiknya produksi dapat membebani reli. Berdasarkan data surveyor kargo, nilai ekspor produk minyak sawit Malaysia turun 14%-23% pada 1-15 April 2022 dibandingkan sebulan sebelumnya.
Analis teknis Reuters Wang Tao mengatakan, CPO mungkin menguji garis resistance di RM6.548/ton. Penembusan di atas harga tersebut dapat menyebabkan kenaikan ke kisaran 6.664-6.686 ringgit.
(Baca: CPO Alami Kenaikan Pekanan Terbesar Lebih dari 6 Bulan)