Harga minyak sawit mentah (crude palm Oil/CPO) mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Kamis (25/03). Ini dikarenakan para pedagang mengambil keuntungan (profit taking) dari kenaikan harga yang sudah reli di tiga sesi sebelumnya.
Harga juga dibebani adanya isyarat dari minyak mentah yang lebih rendah. Investor pun masih memantau perkembangan dari pertemuan di Eropa mengenai perang di Ukraina.
Berdasarkan data bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak April 2022 melemah ke level RM6.514/ton pada penutupan perdagangan Kamis (24/03). Harga tersebut turun 190 poin atau 2,83% dari penutupan sesi sebelumnya di RM6.704/ton.
Untuk kontrak Mei 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga terkoreksi 234 poin atau 3,64% dari RM6.430/ton ke level RM6.196/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Juni 2022 melemah 249 poin atau 4,02% dari RM6.192/ton ke level RM5.943/ton.
CPO sempat naik 2,3% di awal sesi sebelum berbalik arah karena harga minyak mentah AS juga berubah negatif. Pasar minyak mentah yang lebih lemah membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Di samping itu, beberapa pedagang tengah fokus pada pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan sekutu NATO malam ini. Biden telah tiba di Brussels untuk serangkaian pertemuan puncak tentang perang Ukraina dan akan mengumumkan paket sanksi AS terkait Rusia pada Kamis (24/3) waktu setempat.
Lebih lanjut, CPO juga menguat didukung oleh kenaikan harga minyak nabati pesaing. Harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif di Dalian Commodity Exchange naik 1,81%.
Harga minyak sawit di bursa yang sama meningkat 2,85%. Sementara, harga kedelai di Chicago Board of Trade menurun 0,9%.
(Baca: Terpengaruh Mendidihnya Minyak Mentah, Harga CPO Lanjutkan Reli)