Harga Gandum Menguat, Kapal Ketiga PBB Berangkat ke Etiopia

Harga gandum berbalik menguat ke zona hijau. Harga gandum berjangka untuk kontrak Desember 2022 di Chigaco Board of Trade (CBOT) maik 0,28% ke level US$858,88/gantang (bushel) pada pukul 08.30 WIB.

Gita Arwana Cakti

19 Sep 2022 - 09.30

Data

Harga gandum berbalik menguat ke zona hijau pada perdagangan Senin (19/9), setelah ditutup melemah pada akhir pekan lalu. Harga gandum berjangka untuk kontrak Desember 2022 di Chigaco Board of Trade (CBOT) maik 0,28% ke level US$858,88/gantang (bushel) pada pukul 08.30 WIB.  

Harga gandum meningkat setelah bergerak di rentang US$853,50/gantang hingga US$860,90/gantang. Penguatan ini terjadi setelah harga gandum ditutup terkoreksi 0,38% pada perdagangan akhir pekan lalu, Minggu (18/9).

Jika melihat pergerakan harga sepanjang tahun berjalan, maka komoditas biji-bijian itu meningkat 11,43%. Harga gandum juga telah melonjak 21,19% dalam setahun terakhir. 

Sebelumnya, pasar menyoroti perkembangan kesepakatan dagang Antara Rusia dan Ukraina yang dikritik Presiden Vladimir Putin beberapa waktu lalu. Putin mengkritik kesepakatan dagangnya dengan Ukraina, yang ditengahi oleh Turki dan PBB. Kesepakatan tersebut sebelumnya diteken pada Juli dan memberi jaminan keamanan bagi pergerakan komoditas pangan di sepanjang koridor Laut Hitam.

Putin menilai koridor pengiriman pangan Ukraina tidak membantu menopang pasokan ke negara-negara miskin, karena sebagian besarnya dikirim ke Eropa.

Namun, berdasarkan data PBB, lebih dari 2 juta ton biji-bijian dan bahan pangan lainnya telah dikirim dari pelabuhan Ukraina sejak awal Agustus. Jumlah tersebut termasuk kargo yang berlayar ke Turki, Spanyol, China, Italia, dan Somalia.

Adapun pada perkembangan terbaru, kapal ketiga yang disewa oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP) juga telah meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Chornomorsk Ukraina dengan mengangkut sekitar 30.000 ton gandum pada akhir pekan lalu.

Mengutip Reuters, Kementerian Infrastruktur Ukraina menyatakan kapal tersebut akan menuju Etiopia yang memang tengah berada di ambang krisis pangan. Adapun rencananya mereka akan mengekspor 190.000 ton lagi.

Sebelumnya, ekspor biji-bijian negara itu telah merosot sejak awal perang dengan Rusia karena pelabuhan Laut Hitam yang merupakan rute utama untuk pengiriman ditutup. Hal tersebut pun meningkatkan harga pangan global dan memicu kekhawatiran kekurangan pasokan gandum di Afrika dan Timur Tengah.

Tiga pelabuhan Laut Hitam dibuka blokirnya pada akhir Juli di bawah kesepakatan antara Moskow dan Kyiv, yang ditengahi oleh PBB dan Turki.

(Baca: Harga Pangan Dunia Menurun 1,92% pada Agustus 2022)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags