Harga minyak mentah berbalik menguat pada perdagangan Selasa (13/6) sore. Penguatan tersebut didorong oleh aksi investor yang memburu minyak murah setelah penurunan harga pada perdagangan sebelumnya.
Namun, kenaikan harga minyak terbatas karena investor tetap berhati-hati menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve dan sejumlah bank sentral lainnya.
Pada perdagangan Senin (12/6) pukul 15.15 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2023 menguat 0,60% menjadi US$67,52 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2023 naik 0,89% ke level US$72,48 per barel di London ICE Futures Exchange.
(Baca: Harga Minyak Turun, Fokus Pasar Tertuju Ke Rapat The Fed)
Kedua tolok ukur minyak mentah global tersebut sempat turun sekitar US$3 per barel pada sesi sebelumnya terbebani oleh kenaikan pasokan global dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan menjelang rilis data inflasi AS dan pertemuan dua hari yang dilakukan The Fed pekan ini.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan membiarkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan bulan ini, tetapi berpotensi menaikannya pada pertemuan selanjutnya.
Kenaikan suku bunga The Fed bisa memperkuat greenback dan membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Kenaikan nilai tukar dolar juga dapat membebani harga minyak.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan Kamis untuk menjinakkan inflasi. Adapun Bank of Japan, yang akan mengumumkan kebijakannya pada Jumat, diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan sebelumnya.