Harga minyak mentah dunia kembali menguat pada pada perdagangan Rabu (02/02). Emas hitam pun mendekati level tertingginya dalam tujuh tahun terakhir yang dicapai pada awal pekan ini.
Ini dikarenakan adanya data penurunan stok minyak AS yang mengindikasikan menguatnya permintaan dan berkurangnya pasokan. Investor juga berhati-hati menjelang pertemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya (OPEC+) yang akan menentukan kebijakan produksi minyak berikutnya.
Pada perdagangan Rabu (02/02) pukul 15.50 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2022 menguat 0,03% menjadi US$88,23 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April 2022 juga menguat 0,01% menjadi US$89,17 per barel di London ICE Futures Exchange.
Pasokan minyak global yang ketat serta ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah telah mendorong kenaikan harga minyak hingga 15% sepanjang tahun ini. Pada Senin (31/1), harga minyak mentah mencapai harga tertinggi sejak Oktober 2014.
Mengetatnya pasokan minyak salah satunya terlihat dari stok di Amerika Serikat yang turun 1,6 juta barel untuk pekan terakhir Januari 2022. Hal tersebut bertolak belakang dengan perkiraan analis yang naik 1,5 juta barel.
Meski demikian, persediaan bensin masih berada di atas ekspektasi analis lantaran naik 5,8 juta barel. Sebeumnya, analis memprediksi persediaan bensin hanya meningkat 1,6 juta barel.
Sementara, OPEC+ kemungkinan tetap mempertahankan kebijakan peningkatan produksi moderat yang sudah ada, menurut lima sumber dari kelompok produsen tersebut. Kebijakan itu bakal diambil meski ada ekspektasi kenaikan permintaan pada awal 2022.
(Baca: Harga Minyak Dunia Kian Memanas pada Akhir Januari 2022)