Harga Minyak Tergelincir Lebih dari 6%

Faktor pemberat harga minyak datang dari isyarat yang diberikan Rusia bahwa kesepakatan nuklir Iran akan kembali dihidupkan.

Winarni

16 Mar 2022 - 09.00

Data

Harga minyak mentah dunia terperosok cukup dalam pada penutupan perdagangan Selasa (15/3). Emas hitam mencapai penurunan ke level terendah sejak tiga pekan terakhir. 

Faktor pemberat harga datang dari isyarat yang diberikan Rusia bahwa kesepakatan nuklir Iran akan kembali dihidupkan. Adanya penguncian yang dilakukan oleh China akibat lonjakan kasus Covid-19 juga membuat kekhawatiran pasar akan permintaan yang akan menurun.

Pada penutupan perdagangan Selasa (15/03), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2022 anjlok US$6,57 atau 6,4%% menjadi US$96,44 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei 2022 juga tergelincir US$6,99 atau 6,5% menjadi US$99,91 per barel di London ICE Futures Exchange.  

Rusia menyatakan telah menulis jaminan bahwa mereka dapat melaksanakan tugasnya sebagai pihak dalam kesepakatan nuklir dengan Iran. Ini menunjukkan bahwa Moskow akan mengizinkan kebangkitan pakta 2015 yang selama ini menemui jalan buntu. 

Jika kesepakatan ini menemui titik temu, maka kemungkinan kembalinya pasokan minyak dari Iran akan menekan harga. Hal itu pun akan membuat stok minyak global menjadi lebih terjaga.

Sementara itu, China melihat lonjakan tajam dalam infeksi Covid-19 secara harian yang dapat memperlambat laju konsumsi saat ini. Pasalnya, Negeri Tirai Bambu memberlakukan kembali karantina (lockdown) di wilayahnya untuk mencegah kasus Covid-19 meluas.

Melansir dari Reuters, kenaikan kasus terbesar berasal dari Jilin. Ibu kota Changcun juga sudah mengalami karantina akibat lonjakan kasus virus corona tersebut. 

(Baca: Amerika Serikat Jadi Produsen Minyak Terbesar Dunia pada 2020)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags