Harga Nikel Melemah di Tengah Kenaikan Persediaan

Harga nikel melemah pada penutupan perdagangan Rabu (21/6). Kondisi ini dipengaruhi oleh meningkatnya kembali volume nikel LME di tengah usahanya untuk memperbaiki kontrak nikel yang telah rusak akibat krisis pada tahun lalu.

Sarnita Sadya

22 Jun 2023 - 10.01

Data

Harga nikel melemah pada penutupan perdagangan Rabu (21/6). Tercatat, harga nikel di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 3,21% ke level US$21.331,50/ton pada penutupan perdagangan kemarin.

Harga nikel melemah setelah bergerak di rentang US$21.208,00/ton-US$22.202,50/ton. Adapun, pelemahan tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan dua hari sebelumnya yang turun 4,37% pada 19-20 Juni 2023.

Jika melihat pergerakan sepanjang tahun berjalan, harga nikel tercatat anjlok 29,01% Harga komoditas pertambangan tersebut juga terpantau merosot 17,12% dalam satu tahun terakhir.

Pelemahan harga nikel tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kembali volume nikel LME di tengah usahanya untuk memperbaiki kontrak nikel yang telah rusak akibat krisis pada tahun lalu.

Melansir Reuters, data International Nickel Study Group (INSG) menunjukkan pada Rabu (21/6) bahwa pasar nikel global surplus 20.500 metrik ton (mt) pada April dibandingkan dengan defisit 2.600 mt pada April 2022 dan surplus 5.900 mt pada Maret 2023.

Sebagaimana diketahui, harga nikel LME sempat naik dua kali lipat dalam hitungan jam hingga mencapai lebih dari US$100.000/ton pada 8 Maret 2022. Lonjakan harga tersebut terjadi karena adanya pemotongan posisi jual dan taruhan pada harga yang lebih rendah dari logam yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik dan baja tahan karat.

Sebagai tanggapan dari lonjakan harga tersebut, LME, sebagai forum logam terbesar dan tertua di dunia, menangguhkan perdagangan nikel untuk pertama kalinya sejak 1988 dan membatalkan semua perdagangan nikel pada hari itu.

Keputusan yang diambil LME untuk membatalkan kesepakatan nikel yang bernilai sekitar US$12 miliar tersebut membuat marah beberapa investor. Hedge Fund Elliott Associates dan Jane Street Global Trading menuntut ganti rugi gabungan sebesar US$472 juta dan menganggap LME, pertukaran yang berusia 146 tahun tersebut, gagal dalam memenuhi tanggung jawabnya.

Dua lembaga keuangan tersebut juga mengatakan bahwa pembatalan perdagangan yang dilakukan LME pada 8 Maret 2022 tidak sah. Karena itu, LME akan menghadapi sidang di pengadilan sejak Selasa (20/6) dan diharapkan selesai pada Kamis (22/6) untuk menentukan apakah LME membatalkan perdagangan tersebut secara sah atau tidak.

(Baca: Dolar AS Melemah Usai Putusan The Fed, Harga Nikel Kembali Naik)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags