Harga Tembaga Naik, Terkerek Sinyal Pemulihan Permintaan China

Harga tembaga menguat pada perdagangan Jumat (31/3) pagi. Pergerakan tersebut terjadi seiring adanya sinyal pemulihan permintaan dari China, gangguan pasokan, serta melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) setelah kekhawatiran atas sektor perbankan mereda

Sarnita Sadya

31 Mar 2023 - 10.11

Data

Harga tembaga menguat pada perdagangan Jumat (31/3) pagi. Pada pukul 07.15 WIB, harga tembaga berjangka untuk kontrak Mei 2023 di bursa Comex terpantau naik 0,14% ke level US$4,1092/pon.

Sepanjang perdagangan pagi ini, harga tembaga sempat menguat menyentuh level tertingginya di US$4,1105/pon dan level terendah di US$4,1037/pon. Harga tersebut melanjutkan penguatan dari penutupan perdagangan empat hari sebelumnya yang tumbuh 0,70% pada 27-30 Maret 2023.

Di bursa London Metal Exchange (LME), harga tembaga juga terpantau menguat 0,29% ke level US$9.032,50/pon pada perdagangan pagi ini. Penguatan tersebut juga melanjutkan lajunya dari perdagangan empat hari sebelumnya yang naik 0,95% pada 27-30 Maret 2023.

Penguatan harga tembaga pada pagi ini terjadi di tengah adanya sinyal pemulihan permintaan dari China, gangguan pasokan, serta melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) seiring kekhawatiran atas sektor perbankan mereda.

Melansir Reuters, pabrik peleburan tembaga China dikabarkan telah menyetujui harga paduan yang lebih rendah untuk biaya perawatan dan pemurnian (TC/RC) terhadap pemrosesan konsentrat tembaga pada kuartal II/2023. Biaya yang cenderung rendah tersebut menunjukkan bahwa pasokan semakin ketat.

Sementara itu, adanya gangguan baru-baru ini di beberapa daerah penghasil utama tembaga menyebabkan kekhawatiran atas pengiriman jangka pendek ke China sebagai konsumen tembaga utama dunia.

Peru, misalnya, sebagai produsen tembaga nomor dua dunia, sempat menghadapi demonstrasi besar-besaran sejak akhir tahun lalu yang mengakibatkan blokade jalan yang membatasi transportasi tambang. Akibat aksi protes tersebut, sejumlah tambang utama mengurangi atau menghentikan sementara produksi logam merahnya pada Januari dan Februari.

Namun demikian, aksi protes tersebut kini telah dihentikan. Para penambang tembaga di Peru pun berharap dapat meningkatkan produksi pada tahun ini setelah pulih dari dampak protes besar tersebut.

(Baca: Didorong Prospek Permintaan, Harga Tembaga Menguat)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags