Harga mata uang kripto Ethereum mengalami penurunan drastis sebesar 6,34% ke level Rp59.592.000 pada penutupan perdagangan Kamis (9/12). Penurunan tersebut lebih dalam dibandingkan Bitcoin yang melemah hingga 4,98%.
Etherium mencoba bangkit dengan kenaikan tipis 0,93% ke level Rp60.149.000 per koin pada Jumat (10/12) pukul 08.30 WIB. Walau begitu, harga mata uang digital itu masih belum mampu menyamai nilanya pada perdagangan Rabu (8/12).
Melansir dari CoinDesk, mayoritas pasar mata uang kripto memang merah pada penutupan kemarin. Performa bearish tersebut disebabkan oleh menurunnya pasar saham Amerika Serikat (AS) dan penguatan indeks dolar Amerika Serikat (DXY) sebesar 0,28%.
Kendati, data pasar derivatif dari Ethereum menunjukan sinyal positif dalam jangka panjang, dengan adanya peningkatan pada posisi long-to-short sejak Rabu (5/12). Melansir dari Coinetelegraph, peningkatan ini menandakan masih adanya kepercayaan kepada Ethereum ketika turun 16% dari harga tertingginya sebesar US$4.870 atau setara Rp70.019.766 (kurs Rp14.377,8/US$).
Selain itu, sebagian besar pemain kripto telah memperhatikan bahwa harga Etherum (ETH) sudah mengungguli Bitcoin (BTC) selama berbulan-bulan. Rasio ETH/BTC telah meningkat lebih dari 230% pada 2021 dan mencapai level 0,089 BTC pada Kamis (9/12).