Harga minyak kelapa sawit dunia (crude palm oil/CPO) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (13/09) di bursa berjangka Malaysia. CPO melonjak lebih dari 5% di tengah data ekspor Malaysia yang kuat serta mengikuti kenaikan harga minyak nabati saingan.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak September 2022 ditutup sebesar RM3.759/ton. Harga tersebut naik 209 poin atau 5,89% dari penutupan sesi sebelumnya di RM3.550/ton.
Untuk kontrak Oktober 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 209 poin atau 5,76% dari RM3.627/ton ke level RM3.836/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak November 2022 naik 215 poin atau 5,84% dari RM3.683/ton ke RM3.898/ton.
Data ekspor Malaysia awal September yang kuat semakin mengangkat harga minyak sawit. Mengutip Reuters, surveyor kargo mengungkapkan nilai ekspor sawit Malaysia selama 1-10 September meningkat Antara 9,35% dan 25,5% dibandingkan dengan periode yang sama pada Agustus.
Adapun, data Dewan Kelapa Sawit menyebutkan stok minyak sawit Malaysia pada akhir Agustus naik ke level tertinggi dalam 33 bulan. Hal tersebut dipicu oleh kenaikan produksi pada musim puncak panen sedang berlangsung.
Sementara itu di pasar Chicago minyak nabati terpantau menguat seiring adanya perkiraan pasokan AS yang melemah. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 2,5%, setelah Departemen Pertanian AS mengatakan pasokan kedelai akan jatuh ke posisi terendah tujuh tahun. Perkiraan tersebut melihat cuaca panas dan kering selama Agustus di daerah perkebunan barat dan akan mengurangi potensi panen.
Adapun, kontrak kedelai teraktif Dalian Commodity Exchange naik 3%. Pergerakan minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.