Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bursa berjangka Malaysia melonjak pada akhir perdagangan Rabu (27/07). Faktor pendorong naiknya harga CPO datang dari Indonesia yang melakukan uji coba dua jenis biodiesel yang mengandung 40% minyak sawit.
Ini memberikan harapan akan naiknya permintaan minyak sawit yang dapat mendorong harga komoditas tersebut. Selain itu, adanya krisis tenaga kerja di perkebunan sawit Malaysia menjadi pendorong harga.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Agustus 2022 menguat ke level RM3.907/ton. Harga tersebut naik 47 poin atau 1,22% dari penutupan sesi sebelumnya di RM3.860/ton.
Untuk kontrak September 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 51 poin atau 1,35% dari RM3.790/ton ke level RM3.841/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Oktober 2022 menguat 39 poin atau 1,03% dari RM3.787/ton ke level RM3.826/ton.
Indonesia telah meluncurkan uji jalan untuk dua jenis biodiesel yang mengandung 40% minyak sawit pada Rabu (27/07). Hal itu dilakukan untuk melihat apakah B40 layak untuk digunakan secara umum pada akhir tahun ini.
Pada saat ini, pemerintah Indonesia telah mewajibkan semua solar yang dijual harus mengandung 30% campuran minyak sawit. Persentase itu menjadi yang tertinggi di dunia.
Selain B40, pemerintah juga menguji jalan B30D10. Biodiesel jenis tersebut merupakan solar dengan 30% fatty acid methyl esters (FAME) dicampur dengan 10% green diesel.
Sementara itu, Malaysia tengah mengalami krisis tenaga kerja perkebunan sawit karena adanya larangan dari Indonesia untuk mengirimkan pekerja migrannya. Krisis tenga kerja tersebut membuat produksi sawit Malaysia turun drastis karena banyak tandan buah yang membusuk di pohon.
(Baca: Harga CPO Berbalik Melonjak Setelah Tiga Hari Tergerus)