Harga minyak mentah dunia terpantau bergerak naik pada perdagangan Jumat petang (2/9). Adanya rencana dari negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya atau OPEC+ untuk melakukan pertemuan guna membahas pengurangan produksi menjadi faktor pendorong harga.
Pada penutupan sesi sebelumnya, harga minyak mengalami koreksi cukup dalam lebih dari 3% yang diakibatkan oleh adanya kekhawatiran inflasi global dan kenaikan suku bunga di beberapa bank sentral dunia. Hal ini dikhawatirkan berdampak pada turunnya daya beli konsumen terhadap bahan bakar. Adanya pembatasan baru juga turut menjadi pemberat harga pada sesi sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (2/9) pukul 16.08 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2022 menguat 2,11% menjadi US$89,12 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober 2022 juga menguat 3,05% menjadi US$95,00 per barel di London ICE Futures Exchange.
Dengan kondisi harga minyak mentah dunia yang tertekan sebelumnya, serta adanya penurunan permintaan, mendorong Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya atau OPEC+, berencana membahas kebijakan kapasitas produksi untuk periode berikutnya. Pertemuan tersebut rencananya akan dilakukan pada 5 September mendatang.
Adanya ekspektasi pasar akan pengurangan produksi terjadi bahkan ketika produsen utama Arab Saudi mengatakan pasokan tetap terbatas. Sedangkan pekan ini OPEC+ juga telah memangkas prospek permintaan menjadi 400.000 barel per hari pada 2022.
(Baca: Cadangan Minyak Indonesia 3,95 Miliar Barel, Terbanyak di Papua)