Pasokan Masih Terbatas, Harga Seng Kembali Naik

Harga seng kembali melanjutkan pergerakan di zona hijau untuk hari kedua pada penutupan perdagangan Rabu (27/7). Kenaikan harga seng seiring pasokannya yang menurun di China.

Gita Arwana Cakti

28 Jul 2022 - 10.00

Data

Harga seng kembali melanjutkan pergerakan di zona hijau untuk hari kedua pada penutupan perdagangan Rabu (27/7). Tercatat harga seng berjangka naik 0,10% ke level US$3.037,50/ton. 

Harga seng menguat setelah bergerak di rentang US$3.005,50/ton-US$3.059,50/ton pada perdagangan kemarin. Kenaikan in melanjutkan penguatan sebesar 1,51% pada penutupan perdagangan Selasa (26/7).

Jika melihat pergerakan sejak awal tahun 2022, harga seng mengalami penurunan 14,05%. Namun, harga komoditas pertambangan itu masih naik tipis 0,88% dalam setahun terakhir.

Kenaikan harga seng juga terjadi di bursa berjangka SHFE yang terus menguat selama tiga hari beruntun dan menembus level ¥23.000/metrik ton. Pada perdagangan 26 Juli 2022, harga kontrak seng SHFE yang paling banyak diperdagangkan tercatat naik 1,4% ke level ¥23.110/metrik ton.

Adapun, kenaikan harga seng terjadi di tengah pasokan yang menurun di China. Data Shanghai Metals Market menunjukkan, total persediaan seng ingot di tujuh pasar utama di China tercatat sebesar 143.100 metrik ton pada 25 Juli 2022. Jumlah tersebut turun 5.400 metrik ton dari 22 Juli 2022 dan merosot 10.200 metrik ton dari 18 Juli lalu. 

Persediaan di Shanghai sedikit turun karena harga seng sangat berfluktuasi. Sementara, penjualan di perusahaan hilir dengan harga yang rendah. 

Stok di Ningbo juga tercatat mengalami penurunan signifikan. Pasalnya, sebagian besar pemilik barang memindahkan kargo mereka dari gudang Jiulong yang sebelumnya tidak tersedia ke gudang Quansheng. 

Persediaan di Guangdong pada dasarnya tetap tidak berubah dengan kedatangan yang rendah dan permintaan kaku relatif stabil. Sementara itu, secara keseluruhan, persediaan di Shanghai, Guangdong, dan, Tianjin turun 6.300 metrik ton. Stok di tujuh pasar utama di China juga turun 5.400 metrik ton selama akhir pekan.

Selain karena pasokan yang menurun, kenaikan harga seng ditopang sejumlah sentimen positif lainnya. Rusia mengatakan bahwa pipa gas alam Nord Stream No. 1 akan memiliki turbin lain yang dimatikan untuk pemeliharaan, sehingga mengurangi transmisi gas alam. 

Kekhawatiran tentang pasokan energi membuat harga gas alam dan listrik Eropa kembali naik. Krisis energi akan terus berdampak besar kepada harga seng dalam jangka menengah dan panjang.

Dari sisi konsumsi, ekspor tiga sektor utama hilir seng belum mengalami peningkatan signifikan. Ekspor lembaran galvanis dan paduan seng pada Juni 2022 menurun dari tahun ke tahun. Sementara, hanya ada sedikit pesanan ekspor baru sejauh ini.

Pasar juga tengah menyoroti kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) yang diumumkan pada pekan ini. Bank sentral AS tersebut diperkirakan menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin.

(Baca: Transaksi Menurun, Harga Nikel Kembali Terkoreksi)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags