Harga tembaga kembali naik pada perdagangan Selasa (21/12) siang, didukung pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Meski demikian, kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron masih membatasi kenaikan harga tembaga.
Tercatat harga tembaga berjangka naik 0,36% menjadi US$9.480/ton pada perdagangan Selasa (21/12) pukul 11.30 WIB. Harga tembaga untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,5% menjadi US$9.491/ton
Kemudian, harga tembaga untuk kontrak Januari 2021 di Shanghai Futures Exchange (SHFE) tercatat sebesar CNY69.180/ton. Nilai itu naik 0,4% dari perdagangan hari sebelumnya.
Melansir dari Reuters, kenaikan harga tembaga didorong melemahnya dolar AS setelah Joe Manchin menyatakan tak akan mendukung tagihan investasi domestik Presiden Joe Biden senilai US$1,75 triliun. Manchin yang merupakan senator AS menjadi kunci politik untuk menyetujui rencana Biden tersebut.
Atas pertanyaan Manchin, Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan AS. Indeks bursa saham dan dolar di Negeri Paman Sam pun kompak melemah.
Kondisi itu pun membuat sejumlah komoditas dengan denominasi dolar AS menjadi lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang negara lainnya. Walau demikian, hal tersebut masih dibatasi oleh kekhawatiran atas Omicron yang telah mengakibatkan pembatasan di Eropa dan Amerika Serikat.