Harga emas dunia terpantau berbalik menguat pada perdagangan Selasa (30/05), setelah dibuka tertekan. Namun, penguatan indeks dolar AS dapat membatasi kenaikan harga emas.
Pergerakan harga emas terjadi di tengah kelegaan pelaku pasar terkait tercapainya kesepakatan pagu utang AS sementara, tetapi kesepakatan tersebut menimbulkan sejumlah ketidakpastian dan membuat pasar mempertanyakan konsekuensi dari kesepakatan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy telah mencapai kesepakatan pada akhir pekan lalu untuk menangguhkan plafon utang US$31,4 triliun hingga 1 Januari 2025.
Namun, paket kesepakatan tersebut harus disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan Republik serta Senat yang dikendalikan Demokrat. Kesepakatan tersebut harus dicapai sebelum tenggat gagal bayar pada Senin mendatang atau 5 Juni 2023.
Presiden Biden menyatakan kelegaan atas tercapainya kesepakatan tersebut karena dapat menghindari skenario terburuk. Namun dia meminta Kongres untuk bersatu dan mengesahkan perjanjian bipartisan dengan cepat.
Pada perdagangan Selasa (30/05) pukul 15.15 WIB, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus 2023 di divisi Comex New York Exchange, menguat 0,05% menjadi US$1.960,80 per troy ounce.
Sementara itu, di pasar spot, harga emas juga terkerek 0,06% ke level US$1.942,86 per troy ounce. Adapun indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,15% menjadi 104,305.
Dari dalam negeri, berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram dijual senilai Rp1.048.000, naik Rp1.000 bila dibandingkan posisi sebelumnya.
Adapun harga jual kembali (buyback) emas Antam berada di level Rp939.000 per gram. Nilai itu tidak berubah jika dibandingkan perdagangan sebelumnya.
(Baca: Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (Selasa, 30 Mei 2023))