Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bursa Malaysia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada penutupan perdagangan Selasa (01/03). Terdongkraknya harga CPO karena permintaan yang meningkat tajam dari Asia dan Eropa.
Ini disebabkan terjadinya penutupan ekspor minyak bunga matahari dari wilayah Laut Hitam imbas invasi Rusia ke Ukraina. Menguatnya data ekspor CPO Malaysia juga ikut memperkuat harga komoditas tersebut.
Berdasarkan data perdagangan bursa derivatif Malaysia, harga CPO pada penutupan perdagangan Selasa (01/03) untuk kontrak Maret melejit ke level RM8.163/ton. Harga tersebut naik 712 poin atau 9,56% dari penutupan sesi sebelumnya di RM7.451/ton.
Untuk kontrak April 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 663 poin atau 9,79% dari RM6.772/ton ke level RM7.435/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Mei 2022 juga melambung 463 poin atau 7,35% dari RM6.299/ton ke level RM6.762/ton.
CPO saat ini menjadi minyak nabati termahal dibandingkan dengan empat produk utama lainnya. Di pasar global minyak sawit mentah ditawarkan dengan harga US$1.925 per ton, termasuk biaya asuransi dan pengiriman.
Minyak lobak mentah ditawarkan sekitar US$1.900. Sementara, para pedagang tidak menawarkan minyak bunga matahari karena pelabuhan-pelabuhan ditutup imbas krisis Rusia-Ukraina.
Seperti diketahui, Laut Hitam merupakan penyumbang 60% produksi minyak bunga matahari dunia. Sebanyak 76% ekspor komoditas tersebut juga berasal dari kawasan tersebut.
Di sisi lain, ekspor CPO Malaysia meningkat karena sebagian besar permintaannya hanya dipenuhi oleh Negeri Jiran. Sebab, Indonesia yang menjadi negara produsen utama CPO telah membatasi ekspornya guna menekan harga minyak goreng dalam negeri.