Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup melonjak pada akhir perdagangan Kamis (30/3) di bursa berjangka Malaysia. Sawit memperpanjang kenaikan untuk hari keempat dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu pekan.
Hal ini didukung oleh ekspektasi produksi dan persediaan sawit Malaysia yang lebih rendah. Sementara itu pelaku pasar sedang menunggu data minyak sawit Maret yang akan dirilis pekan depan.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak April 2023 ditutup menguat 82 poin atau 2,03% dari sebelumnya RM4.030/ton ke level RM4.112/ton.
Untuk kontrak Mei 2023, harga CPO berjangka di Malaysia menguat 78 poin atau 2,02% dari RM3.857/ton ke level RM3.935/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Juni 2023 naik 81 poin atau 2,19% dari RM3.707/ton ke RM3.788/ton.
Mengutip Reuters, Kepala Riset Komoditas Sunvin Group Anilkumar Bagani mengatakan pasar saat ini memperkirakan adanya penurunan persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Maret di bawah 2 juta ton dan pengurangan lebih lanjut menjadi 1,65-1,7 juta ton pada akhir April
Adapun persediaan minyak sawit Malaysia menyusut karena eksportir minyak sawit terbesar dunia, Indonesia, meningkatkan kewajiban pasar domestik (DMO) dan membatasi ekspor. Hal itu membuat permintaan minyak sawit global beralih ke Malaysia, sementara produksi tetap tidak pasti.
Sementara itu, harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif Dalian Commodity Exchange naik 0,6%, sedangkan harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,6%. Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
(Baca: Produksi di Malaysia Berpotensi Turun, Harga CPO Menguat)