Persediaan Makin Ketat, Harga CPO Menguat

Harga minyak sawit (CPO) di bursa berjangka Malaysia melanjutkan reli penguatan pada penutupan perdagangan Selasa (12/04). Ini didukung oleh persediaan CPO yang semakin ketat.

Winarni

13 Apr 2022 - 10.11

Data

Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) di bursa berjangka Malaysia melanjutkan reli penguatan pada penutupan perdagangan Selasa (12/04). Kenaikan tersebut pun mendekati level tertinggi dalam hampir tiga pekan terakhir. 

Ini didukung oleh persediaan CPO yang semakin ketat. Hal itu bahkan terjadi ketika para analis memperkirakan ekspor minyak sawit bakal menurun pada April 2022.

Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak April 2022 berada di level RM6.890/ton pada penutupan perdagangan Selasa (12/04). Harga tersebut naik 125 poin atau 1,85% dari penutupan sesi sebelumnya di RM6.765/ton.  

Untuk kontrak Mei 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 153 poin atau 2,39% dari RM6.393/ton ke level RM6.546/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Juni 2022 naik 172 poin atau 2,86% dari RM6,005/ton ke level RM6.177/ton. 

Berdasarkan data Dewan Minyak Sawit Malaysia, persediaan minyak sawit di Malaysia menyusut ke level terendah dalam satu tahun pada akhir Maret 2022. Ini terjadi karena lonjakan ekspor yang lebih besar dari perkiraan, sehingga menghapus pertumbuhan produksi yang kuat.

Melansir dari Reuters, Analis UOB Kay Hian memperkirakan ekspor yang tinggi tak akan terjadi lagi pada bulan ini. Terlebih setelah penghapusan kebijakan obligasi pasar domestik (domestic market obligation/DMOdi Indonesia.

Indonesia pun dinilai akan merebut kembali pangsa pasar untuk produk sawit olahan setelah membatalkan aturan yang membatasi ekspor pada bulan lalu. 

Sementara itu, data dari surveyor kargo menunjukan ekspor CPO dari Malaysia mengalami penuirunan 26% pada 1-10 April 2022. Meski demikian, harga CPO diperkirakan masih terjaga di rentang RM6.000/ton hingga RM7.000/to pada April 2022. 

Ini karena adanya kekurangan minyak bunga matahari imbas konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai. Selain itu, permintaan minyak nabati diprediksi lebih tinggi menjelang perayaan Idulfitri.

(Baca: Harga CPO Menguat Jelang Rilis Data Maret 2022)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags