Persediaan Membengkak, Harga CPO Merosot

Harga minyak sawit dunia (Crude Palm Oil/CPO) terkoreksi pada penutupan perdagangan Selasa (06/09) di bursa berjangka Malaysia.

Winarni

7 Sep 2022 - 09.30

Data

Harga minyak sawit dunia (crude palm oil/CPO) di bursa berjangka Malaysia terkoreksi pada penutupan perdagangan Selasa (06/09). Adanya kenaikan stok sawit Malaysia menjadi salah satu sentimen pemberat harga.

Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak September 2022 ditutup sebesar RM3.705/ton. Harga tersebut turun 117 poin atau 3,06% dari penutupan sesi sebelumnya di RM3.822/ton.

Untuk kontrak Oktober 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga terkoreksi 117 poin atau 3,00% dari RM3.897/ton ke level RM3.780/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak November 2022 turun 119 poin atau 3,04% dari RM3.916/ton ke RM3.797/ton.

Seperti dikutip dari Reuters, persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Agustus terpantau melonjak 14,5% menjadi 2,03 juta ton. Nilai tersebut merupakan level tertinggi sejak April 2022.

Sementara itu, di wilayah China baru-baru ini telah memberlakukan penguncian untuk mengendalikan wabah Covid-19 baru. Penguncian terjadi di wilayah Chengdu kota dan kota pelabuhan utama lainnya seperti Dalian dan Shenzhen, yang memicu kekhawatiran atas melemahnya permintaan dan impor.    

Pada perkembangan terbaru, dikabarkan gempa kuat berkekuatan 6,6 pada skala Richter melanda barat daya China dan dirasakan jutaan orang di bawah penguncian ketat Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Sichuan, Chengdu dan kota terdekat Chongqing, pada Selasa (6/9). 

Setidaknya 65 orang tewas akibat gempa tersebut. Namun, Presiden China Xi Jinping telah mengerahkan pemerintah setempat untuk menjadikan penyelamatan nyawa sebagai prioritas pertama.

Adapun, kontrak minyak kedelai teraktif Dalian Commodity Exchange naik 0,8% dan harga kedelai. Chicago Board of Trade (CBOT) turun 1,4%. Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait, mengingat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

(Baca: Makin Subur Kinerja Emiten Perkebunan Sawit)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags