Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (26/5) di bursa berjangka Malaysia. Harga CPO berakhir lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut dan mencatat kenaikan mingguan di tengah harga minyak substitusi yang lebih kuat dan kekhawatiran produksi atas dampak El Nino.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Juni 2023 ditutup menguta 25 poin atau 0,70% dari sebelumnya RM3.565/ton ke level RM3.590/ton.
Untuk kontrak Juli 2023, harga CPO berjangka di Malaysia naik 52 poin atau 1,46% dari RM3.550/ton ke level RM3.602/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Agustus 2023 naik 66 poin atau 1,89% dari RM3.493/ton ke RM3.559/ton.
Kondisi cuaca yang buruk telah menimbulkan kekhawatiran akan produksi sawit yang rendah. Adapun Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) mengatakan pada Jumat (26/5), bahwa produksi minyak sawit mentah di Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia, dapat turun antara 1 juta hingga 3 juta ton tahun depan karena pola cuaca El Nino.
Sementara itu, surveyor kargo Intertek Testing Services mengatakan nilai ekspor Malaysia selama 1 Mei hingga 25 Mei 2023 turun 0,7% dari minggu yang sama pada April.
Adapun harga minyak kedelai untuk kontrak teraktif di Dalian Commodity Exchange naik 2,7% dan kontrak minyak sawit Dalian menguat 2,4%. Adapun harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 1,5%.
Laju pergerakan harga minyak kelapa sawit mentah dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
(Baca: Harga CPO Menguat, Terdorong Ringgit yang Lebih Lemah)