Harga daging sapi di pasar tradisional terpantau turun pada perdagangan Jumat (9/9) siang. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pukul 12.10 WIB, rata-rata harga daging sapi terpantau lebih rendah Rp200/kg atau 0,15% menjadi Rp133.750/kg dari Rp133.950/kg.
Secara rinci, harga daging sapi kualitas 1 turun paling tajam yakni Rp350/kg atau 0,25% menjadi Rp137.200/kg dari Rp137.550/kg. Sementara, harga daging sapi kualitas 2 turun Rp100/kg atau 0,08% dari Rp128.150/kg menjadi Rp128.050/kg.
Berdasarkan wilayahnya, harga daging sapi paling mahal berada di Kalimantan Tengah mencapai Rp153.450/kg. Harga daging sapi terendah berada di Nusa Tenggara Timur senilai Rp105.850/kg. Di DKI Jakarta, harga daging sapi diperdagangkan senilai Rp145.850/kg, tertinggi ketiga di antara seluruh wilayah.
Harga daging sapi turun setelah kemarin sempat naik Rp100/kg. Namun, sepanjang bulan ini harga daging sapi cenderung bergerak lebih rendah dengan akumulasi penurunan Rp150/kg.
Meskipun cenderung turun, harga daging sapi masih berpotensi naik jika pasokan terbatas imbas dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat merebak beberapa waktu lalu. Penyebaran wabah PMK membuat banyak sapi yang harus dipotong lebih cepat dari seharusnya.
BUMN Klaster Pangan, PT Berdikari (Persero) pun belum lama ini dikabarkan tengah mengajukan tambahan kuota impor daging sapi melihat pasokan daging dalam negeri yang terbatas akibat PMK.
Adapun realisasi impor daging sapi dari Brasil sudah selesai dengan pengiriman terakhir dijadwalkan pada Oktober 2022. Jika tidak ada tambahan, maka stok daging di perusahaan pada November 2022 - Februari 2023 bisa menipis. Selain Brasil, Berdikari juga meminta Kementerian Pertanian menambah supplier daging sapi agar memiliki alternatif lain dan dapat bersaing dari sisi harga.