Tekanan Harga Minyak Mentah Bulanan Berlanjut Sepanjang Mei 2023

Harga minyak mentah tertekan sepanjang Mei berjalan hingga Jumat (31/3). Penurunan tersebut melanjutkan tekanan yang terjadi pada bulan lalu.

Winarni

31 Mei 2023 - 15.27

Data

Harga minyak mentah tertekan sepanjang Mei berjalan hingga Jumat (31/3). Penurunan tersebut melanjutkan tekanan yang terjadi pada bulan sebelumnya.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange sampai dengan perdagangan Rabu pentang (31/5) pukul 15.07 WIB terkoreksi 8,84% menjadi US$68,97 per barel. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi awal Mei 2023 yang sebesar US$75,66 per barel. 

Adapun harga Brent di ICE Futures Europe juga melemah sebesar 7,74% menjadi US$73,17 per barel. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan awal bulan ini sebesar US$79,31 per barel.

Dalam sebulan terakhir, harga minyak terbebani oleh kekhawatiran ancaman resesi global yang dipicu rilis sejumlah data ekonomi AS dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia. 

Sektor manufaktur di China dilaporkan turun selama dua bulan berturut-turut pada April dan Mei. Adapun aktivitas bisnis negara tersebut juga mengalami penurunan. Hal ini memicu kekhawatiran pasar akan prospek pertumbuhan ekonomi negara importir minyak mentah tersebesar dunia tersebut yang berdampak pada permintaan minyak global.

Adapun, data klaim pengangguran di AS dilaporkan meningkat tajam dan mencapai level tertinggi sejak 8 bulan terakhir. Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika, jumlah klaim pengangguran meningkat 19.000 menjadi 200.000 pada pekan terakhir April. 

Minyak juga tertekan oleh adanya kekhawatiran kelangsungan kesepakatan plafon utang AS. Sejumlah anggota parlemen sayap kanan dari Partai Republik mengatakan pada Senin (29/5) bahwa mereka mungkin menentang kesepakatan untuk menaikkan plafon utang di AS. 

Sementara Presiden AS, yang berasal dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy tetap optimistis kesepakatan itu akan disahkan. Sebelumnya, Biden dan McCarthy mencapai kesepakatan terkait plafon utang pada akhir pekan lalu dan menargetkan kesepakatan itu dapat lolos dari Kongres AS sebelum 5 Juni. 

Sebagaimana diketahui, Departemen Keuangan AS telah memundurkan waktu tenggat gagal bayar menjadi 5 Juni, dari semula 1 Juni 2023.

Di sisi lain, pertemuan negara OPEC+ pada 4 Juni 2023 juga masih memberikan ketidakpastian apakah mereka akan meningkatkan pengurangan produksi mereka di tengah penurunan harga baru-baru ini. Hal tersebut pun ikut menjadi sentimen pemberat bagi laju harga minyak mentah sepanjang bulan ini.

(Baca: Harga Minyak Terbebani Ketidakpastian AS dan OPEC+)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags