Harga minyak sawit dunia (crude palm oil/CPO) ditutup menguat pada akhir pedagangan Selasa (20/09) di bursa berjangka Malaysia. CPO berakhir lebih tinggi setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan kemarin.
Tercatat harga CPO berjangka di Malaysia untuk kontrak Oktober 2022 ditutup menguat 70 poin atau 1,94% dari penutupan sebelumnya RM3.606/ton ke level RM3.676/ton.
Untuk kontrak November 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 48 poin atau 1,31% dari RM3.654/ton ke level RM3.702/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak Desember 2022 naik 37 poin atau 1,00% dari RM3.700/ton ke RM3.737/ton.
Harga CPO ikut terdorong lonjakan ekspor Malaysia serta kuatnya permintaan dari pembeli utama India menjelang festival utama di negara tersebut.
Mengutip Reuters, data surveyor kargo menunjukkan nilai ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 September naik antara 31% dan 39% dibandingkan dengan pekan yang sama pada Agustus.
Di sisi lain, permintaan terhadap CPO juga cukup kuat dari pasar India menjelang perayaan Diwali pada akhir Oktober mendatang. Hal itu mengingat kebutuhan minyak nabati cukup tinggi untuk dipakai dalam berbagai macam upacara adat.
Adapun, produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia, tengah melakukan penjualan agresif ke India. Minat konsumen dari Negeri Bollywood terhadap CPO dari Indonesia memang cukup tinggi saat ini dibandingkan dengan CPO asal Malayia.
Hal tersebut terjadi seiring dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang kembali memperpanjang periode insentif pembebasan pungutan ekspor hingga 31 Oktober 2022. Hal tersebut membuat harga CPO asal Indonesia tampak lebih murah dibandingkan dari Malaysia.
(Baca: Prospek Produksi Sawit Malaysia Naik, Harga CPO Terkoreksi)