Terpengaruh Kebijakan Ekspor Indonesia, Harga CPO Rebound

Kenaikan harga CPO terjadi setelah Indonesia mengeluarkan peraturan yang mewajibkan izin ekspor untuk semua produk minyak sawit. Hal itu meningkatkan kekhawatiran atas gangguan pasokan global.

Winarni

10 Feb 2022 - 09.52

Data

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berjangka Malaysia kembali naik pada penutupan perdagangan Rabu (09/02), setelah dua sesi berturut-turut mengalami koreksi. Kenaikan harga terjadi setelah Indonesia mengeluarkan peraturan yang mewajibkan izin ekspor untuk semua produk minyak sawit, meningkatkan kekhawatiran gangguan pasokan global.

Berdasarkan data perdagangan bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak Februari 2022 menguat ke level RM5.765/ton pada penutupan perdagangan Rabu (09/02). Harga tersebut meningkat 199 poin atau 3,58% dari penutupan sesi sebelumnya di RM5.566/ton.  

Untuk kontrak Maret 2022, harga CPO berjangka di Malaysia juga menguat 168 poin atau 3,03% dari RM5.536/ton ke level RM5.704/ton. Sementara itu, harga CPO berjangka untuk kontrak April 2022 menguat 145 poin atau 2,66% dari RM5.449/ton ke level RM5.594/ton. 

Indonesia mulai 15 Februari 2022 akan mewajibkan izin ekspor untuk semua produk minyak sawit. Aturan tersebut sebelumnya hanya berlaku untuk minyak sawit mentah, olein, minyak goreng bekas, dan ampas.

Untuk mendapatkan izin pengapalan, perusahaan harus menjual 20% dari rencana ekspor CPO ke pasar domestik dengan harga yang dibatasi. Hal tersebut dilakukan Indonesia demi menurunkan harga minyak goreng di dalam negeri.

Di bursa Dalian China, minyak saingan memangkas beberapa kerugian sebelumnya, dengan minyak kedelai untuk kontrak paling aktif ditutup lebih rendah, 1,34%. Sementara kontrak minyak sawit untuk pengiriman Mei kehilangan 2,02%. Keduanya pun masing-masing turun lebih dari 3% di awal sesi.

Harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,87%. Minyak nabati lainnya saling mempengaruhi lantaran bersaing mendapatkan bagian di pasar global.

Sementara itu, para pedagang juga menunggu data Dewan Minyak Sawit Malaysia per Januari 2022 yang akan dirilis Kamis (10/02). Hal tersebut bertujuan menilai situasi produksi dan ekspor di Negeri Jiran.

(Baca: Harga CPO Lanjutkan Koreksi Ikuti Minyak Nabati Pesaing)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags