Harga minyak dunia bergerak melemah selama sepekan terakhir, melanjutkan penurunan pekan sebelumnya. Hingga perdagangan Jumat (12/5) petang, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange pukul 15.05 WIB bergerak di level US$70,31 per barel.
Nilai tersebut lebih rendah 1,44% dibandingkan dengan harga pekan sebelumnya yang senilai US$71,34 per barel. Sementara itu, harga Brent di ICE Futures Europe menurun 1,42% menjadi US$74,34 per barel lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir pekan sebelumnya US$75,41 per barel.
Dalam sepekan terakhir, minyak terbebani oleh kekhawatiran akan ancaman resesi global yang dipicu rilis sejumlah data ekonomi AS dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia.
Data klaim pengangguran di AS dilaporkan meningkat tajam dan mencapai level tertinggi sejak 8 bulan terakhir. Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika, jumlah klaim pengangguran meningkat 19.000 menjadi 200.000 pada pekan terakhir bulan April.
Jumlah tenaga kerja AS yang terkena PHK dapat tercermin dari banyaknya tenaga kerja yang baru pertama kali mengajukan klaim tunjangan pengangguran.
Sementara itu, adanya kenaikan tak terduga persediaan minyak AS juga memicu kekhawatiran akan lemahnya permintaan bahan bakar di negara tersebut.
Di sisi lain, nilai impor minyak mentah yang lebih rendah serta pertumbuhan ekspor yang lebih lemah di China pada April juga memperburuk kekhawatiran tentang permintaan minyak global.
(Baca: Data Ekonomi AS dan China Bebani Laju Harga Minyak Mentah)