PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan secara individual sebesar Rp4,31 triliun pada kuartal I/2022. Raihan laba Bank BNI tersebut melejit 84,04% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021 senilai Rp2,34 triliun.
Pertumbuhan laba yang moncer tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bank yang bertumbuh 1,72% (yoy) dari Rp12,30 triliun menjadi Rp12,51 triliun. Selain itu, beban bunga mengalami penurunan 0,29% (yoy) dari Rp2,94 triliun menjadi Rp2,93 triliun. Oleh karena itu, pendapatan bunga bersih BNI berhasil meningkat 2,35% (yoy) dari Rp9,36 triliun menjadi Rp9,58 triliun.
Selanjutnya, BNI mencatat kenaikan kredit sebesar 5,87% (yoy) dari Rp558,07 triliun menjadi Rp590,85 triliun. Total aset yang dimiliki BNI juga tumbuh 8,12% (yoy) dari Rp840,24 triliun menjadi Rp908,46 triliun.
Dari segi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), bank pelat merah ini mencatat DPK sebanyak Rp693,31 triliun pada kuartal I/2022. Nilainya tumbuh 8,36% dari kuartal III/2021 yang sebesar Rp639,83 triliun. Kenaikan DPK ini terutama berasal dari dana murah (current account saving account/CASA).
Dari sisi rasio keuangan, NPL BNI menurun ke level 3,46% (gross) dan 0,70% (net). Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) turun menjadi sebesar 85,24% dari semula 87,24%.
Net interest margin (NIM) perseroan berada di angka 4,51%. Sementara, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BNI berada di level 70,20%.
BNI mengucap syukur atas kinerja solid pada awal tahun ini. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kinerja tersebut merupakan salah satu tanda dari pemulihan sekaligus pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.